Penatalaksanaan Keratosis Pilaris
Penatalaksanaan keratosis pilaris sebetulnya tidak perlu karena kondisi ini akan membaik seiring pertambahan usia pasien. Bahkan, pada kebanyakan kasus, keratosis pilaris bersifat asimptomatik dan ditemukan secara tidak sengaja pada pemeriksaan fisik untuk kondisi medis lain. Meski demikian, karena kebanyakan pasien yang mengalami keratosis pilaris adalah anak dan remaja, mereka bisa mengeluhkan tampilan kulit yang buruk secara estetika dan mengganggu kepercayaan diri sehingga meminta pengobatan untuk mengurangi kulit kasar dan eritema.[1,3]
Nonfarmakologi
Minta pasien melakukan perawatan kulit yang ditujukan untuk mencegah kekeringan kulit yang berlebihan, termasuk menggunakan sabun lembut atau pembersih bebas sabun dan menghindari mandi air panas.[8]
Medikamentosa
Penatalaksanaan dari keratosis pilaris sendiri lebih untuk mengurangi gejala yang ada, sehingga berfokus pada mengurangi tampilan lesi dan kondisi kulit kering yang dapat memperburuk gejala. Pengobatan topikal yang mengandung urea dan asam laktat dipercaya dapat membantu tampilan lesi keratosis pilaris. Meski demikian, perbaikan biasanya bersifat sementara, sehingga pasien perlu diedukasi untuk melakukan terapi secara berkelanjutan agar terus mencapai remisi.
Pemberian lotion asam salisilat 6% atau krim urea 20% menjadi pilihan pengobatan topikal pada keratosis pilaris. Bukti ilmiah menunjukkan bahwa penggunaan kedua modalitas tersebut efektif meningkatkan tampilan kulit dan mengurangi kulit kasar.
Retinoid topikal, seperti krim tretinoin 0,05% dan adapalene 0,1%, dapat digunakan sebagai lini kedua pada pasien yang tidak berespon pada emolien dan keratolitik. Retinoid diberikan sekali sehari selama 8-12 minggu dan telah dilaporkan efektif mengurangi kemerahan, rasa gatal, dan kulit kasar.[1,3,8]