Pendahuluan Neurodermatitis
Neurodermatitis atau liken simpleks kronikus adalah penyakit kulit kronik pruritus yang ditandai dengan penebalan kulit akibat garukan atau gesekan yang berulang. Sampai sekarang, mekanisme terjadinya neurodermatitis belum diketahui secara pasti. Siklus gatal-garuk diduga menjadi penyebab utama dari neurodermatitis.[1,2]
Siklus ini diduga berhubungan dengan gangguan pada jaringan neural sentral dan perifer yang mempengaruhi persepsi gatal. Berbagai gangguan emosi dan psikologis seperti ansietas dan depresi telah ditemukan berhubungan dengan neurodermatitis. Gangguan tersebut juga dapat mencetuskan atau memperparah gejala gatal.[1,2]
Diagnosis neurodermatitis dapat ditegakkan berdasarkan gejala pasien dan karakteristik lesi. Pasien neurodermatitis umumnya mengeluhkan gejala gatal dengan intensitas berat yang diperparah dengan keadaan lingkungan panas dan berkeringat. Lesi neurodermatitis tampak sebagai plak tunggal atau multipel, berbatas tegas, dengan likenifikasi dan hiperpigmentasi pada tengah lesi.[2]
Lesi dapat disertai dengan kulit kering, eritema, dan skuama. Lokasi lesi yang paling umum adalah leher, pergelangan kaki, ekstremitas, dan kemaluan. Pemeriksaan penunjang hanya dilakukan bila diagnosis masih meragukan.[2]
Penatalaksanaan pilihan pada neurodermatitis adalah kortikosteroid topikal potensi tinggi. Alternatif tata laksana mencakup kortikosteroid intralesi, kortikosteroid sistemik, terapi oklusi, agen sedasi, penyekat calcineurin topikal, dan antipuritik topikal.[2,3]
Terapi bedah jarang dilakukan dan hanya dilakukan saat medikamentosa tidak efektif. Selain itu, pasien juga disarankan untuk berhenti menggaruk lesi untuk tidak memperburuk tingkat keparahan lesi.[2,3]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini