Penatalaksanaan Rosacea
Tidak ada penatalaksanaan definitif untuk rosacea, sehingga pengobatan difokuskan pada penekanan gejala. Banyak pasien datang karena kekhawatiran terkait penampilan fisik. Terapi nonfarmakologi, seperti menghindari pencetus flushing, penggunaan perawatan kulit yang lembut, dan kosmetik yang menutupi lesi dapat membantu meningkatkan tampilan fisik pasien. Sementara itu, terapi farmakologi yang didasari oleh basis bukti yang kuat untuk eritema pada rosacea adalah brimonidine topikal. Terapi suportif dibutuhkan terutama pada rosacea subtipe okular.[3,4,8]
Nonmedikamentosa
Banyak pasien mencari terapi karena kekhawatiran tentang penampilan fisik mereka. Penatalaksanaan nonmedikamentosa meliputi perawatan kulit yang lembut, menghindari pemicu flushing, dan penggunaan produk kosmetik yang akan membantu menutupi lesi pada wajah.
Perawatan Kulit
Penggunaan pelembab dapat membantu memperbaiki gejala. Minta pasien membersihkan wajah dengan lembut. Selain itu, kosmetik dapat digunakan untuk menyamarkan tampilan lesi pada kulit.
Penggunaan Pelembab:
Aplikasi krim pelembab 2 kali sehari dikaitkan dengan penurunan kekeringan kulit, kekasaran, dan ketidaknyamanan.
Pembersihan Kulit Lembut:
Meskipun kulit sensitif, membersihkan wajah setiap hari tetap dianjurkan. Namun, pasien harus diminta untuk membersihkan kulit dengan air hangat dan menghindari penggosokan mekanis. Pembersih non-sabun biasanya ditoleransi lebih baik dibandingkan sabun tradisional yang mengandung alkalin yang dapat meningkatkan pH kulit ke tingkat yang tidak normal
Kamuflase Kosmetik:
Untuk pasien yang terganggu dengan kemerahan pada wajah, alas bedak dengan semburat hijau dapat membantu menyamarkan ciri-ciri tersebut. Alas bedak serwarna tubuh kemudian diaplikasikan di atasnya.[25]
Menghindari Pemicu Flushing
Pasien mungkin memiliki pemicu kemerahan pada wajah. Pasien direkomendasikan untuk membuat catatan harian tentang episode flushing dan untuk menganalisis pemicu sebelumnya.
Pemicu flushing dapat mencakup:
- Suhu ekstrim
- Sinar matahari
- Makanan pedas, obat, atau alkohol
- Menopausal hot flashes
- Olah raga berat
- Stres psikologis[25]
Medikamentosa
Tujuan dari penatalaksanaan rosacea adalah untuk mengurangi inflamasi agar lesi kulit dapat berkurang atau menghilang. Terapi medikamentosa terbagi menjadi dua, yakni terapi topikal dan terapi oral. Terapi topikal dan oral diutamakan untuk gejala flushing, eritema, pustul, papul, fima, dan keluhan okular.
Ivermectin, metronidazole, dan asam azaleat adalah terapi topikal lini pertama untuk papula dan pustula, sedangkan brimonidine paling efektif untuk eritema wajah persisten.[3,4,8,25]
Terapi Topikal
Terapi topikal atau obat oles kulit berfungsi untuk mengatasi keluhan eritema pada rosacea. Jenis-jenis terapi topikal yang digunakan untuk kulit yakni sebagai berikut.
Brimonidine Tartrate:
Gel Brimonidine tartrate 0,33% berfungsi untuk memicu vasokonstriksi pada kulit sehingga mengurangi gejala eritema. Gel ini dapat digunakan 1 kali per hari. Efek samping yang dapat ditimbulkan yakni gatal, rasa panas, iritasi, kering dan eritema pada kulit.
Ivermectin:
Krim Ivermectin 1% berfungsi sebagai antiparasitik dan antiinflamasi. Penggunaan ivermectin terbukti mengurangi ekspresi gen pada biomarker multipel seperti katelisidin, interleukin, dan TLR. Selain itu, densitas dari Demodex juga dilaporkan berkurang setelah penggunaan ivermectin.
Krim ivermectin digunakan untuk terapi rosacea tipe papulopustular. Ivermectin dapat digunakan 1 kali sehari selama 12 sampai 16 minggu. Efek samping yang dapat ditimbulkan yakni iritasi kulit dan rasa terbakar.
Asam Azaleat:
Asam Azaleat 15% berfungsi sebagai antioksidan dengan menginhibisi produksi reactive oxygen species di dalam neutrofil pada kulit. Gel ini digunakan untuk terapi eritema dan lesi inflamasi, dapat digunakan 1–2 kali per hari. Efek samping yang dapat ditimbulkan yakni rasa terbakar pada kulit atau pedih dan iritasi.
Metronidazole:
Gel atau krim Metronidazole 0,75% atau 1%: berfungsi sebagai antioksidan, serta bermanfaat untuk mengurangi eritema dan inflamasi pada kulit. Gel atau krim dapat digunakan 1-2 kali per hari. Efek samping yang dapat ditimbulkan yakni gatal, iritasi dan kulit kering.
Sulfur:
Krim sulfasetamid 10% atau sulfur 5% berfungsi sebagai antibakterial yang mengatasi gejala papul, pustul dan eritema pada rosacea, dapat digunakan 1-2 kali per hari. Efek samping yang dapat ditimbulkan yakni iritasi, bau tidak sedap akibat krim, dan reaksi alergi.
Oxymetazoline:
Krim Oxymetazoline hidroklorida 1% merupakan alfa 1–agonis yang berfungsi sebagai vasokonstriktor untuk mengurangi gejala eritema. Krim ini dapat digunakan 1 kali per hari. Efek samping yang dapat ditimbulkan yakni iritasi kulit dan rasa terbakar.
Terapi Topikal Mata:
Sedangkan terapi topikal yang dapat digunakan untuk mata adalah fusidic acid, dapat digunakan 1-2 kali per hari pada kelopak mata. Selain itu, bisa juga digunakan gel metronidazole 0,75% 1-2 kali per hari, atau obat tetes mata siklosporin 0,05% 1 tetes per 12 jam.[9,18-20]
Terapi Oral
Terapi oral berfungsi untuk mengatasi keluhan flushing, pustul, papul, atau fima pada wajah, dan rosacea okular. Untuk mengatasi gejala flushing, dapat menggunakan:
Propranolol 20-40 mg dikonsumsi 2-3 kali per hari
- Carvedilol 6,25mg dikonsumsi 2-3 kali per hari
Clonidine 50 mcg dikonsumsi 2 kali per hari
Untuk mengatasi gejala papul, pustul, dan fima, dapat menggunakan:
Doxycycline 40 mg dikonsumsi 1 kali per hari, selama 8–12 minggu. Untuk rosacea okular digunakan dosis 100 mg 1-2 kali sehari selama 8- 12 minggu
- Minosiklin 50-100 mg, dikonsumsi 2 kali sehari, selama 8-12 minggu
Tetrasiklin 250-500 mg, dikonsumsi 2 kali sehari selama 8-12 minggu
Azithromycin 250-500 mg, dikonsumsi 3 kali sehari selama 4-8 minggu
Isotretinoin 0,25 mg–0,3 mg/kgBB/hari selama 12–16 minggu[1,19-20]
Tindakan Medis
Tindakan prosedural atau disebut sebagai modalitas fisik diindikasikan untuk rosacea dengan gejala telangiektasia atau eritema wajah difusa dan rosacea fimatosa. Jenis-jenis tindakan yang bisa dilakukan antara lain 585-nm pulsed dye laser (PDL), intense pulsed light (IPL), laser peel karbon dioksida, hingga eksisi.[1,8,19]
Pada telangiektasia atau eritema wajah difusa, jenis tindakan yang paling sering digunakan adalah PDL atau IPL, terapi ini bertujuan untuk mengurangi dilatasi pada pembuluh darah wajah.
Pada rosacea fimatosa atau rinofima, jenis tindakan yang dipilih adalah laser peel karbon dioksida hingga eksisi. Tindakan dapat dilakukan apabila terapi menggunakan isotretinoin tidak lagi berfungsi.
Jenis tindakan medis lain yang bisa dilakukan antara lain dermabrasi, microfocused ultrasound and bipolar radiofrequency (MFU-V), hingga laser NdYAG. Meski demikian, masih sedikit penelitian yang mendukung efikasi dari tindakan prosedural tersebut.[19]
Terapi Suportif pada Rosacea Tipe Okular
Terapi suportif lebih ditujukkan pada penderita rosacea tipe okular. Hal ini dikarenakan gejala klinis yang dialami oleh penderita rosacea okular dapat berlanjut hingga menyebabkan komplikasi seperti blefaritis, hordeolum, hingga kalazion.
Apabila kondisi ini terjadi, selain menggunakan obat topikal atau tetes mata, melakukan kompres hangat dengan menggunakan handuk bersih pada kelopak mata yang mengalami peradangan dapat membantu meringankan gejala. Kemudian, pasien dianjurkan pula untuk membersihkan bulu mata dengan menggunakan sampo bayi.[21,22]