Pendahuluan Scarlet Fever
Scarlet fever atau skarlatina adalah eksantema eritema difus, yang disebabkan oleh infeksi bakteri Streptococcus pyogenes (Group A Streptococcus) yang menghasilkan eksotoksin pirogenik. Fokus infeksi terutama berasal dari faring, dan pada sebagian kecil kasus dapat berasal dari infeksi kulit.[1,2]
Infeksi Group A Streptococcus (GAS), yang terlambat atau tidak ditangani dengan baik, dapat berujung pada komplikasi yang berbahaya. Komplikasi dapat dibedakan menjadi komplikasi supuratif (karena terjadi penyebaran infeksi) dan komplikasi non supuratif (karena respon imun yang timbul setelah fokus infeksi awal mengalami perbaikan).[1,2]
Penegakkan diagnosis scarlet fever dapat dilihat dari karakteristik eksantema yang muncul. Erupsi eksantema terjadi 24‒48 jam setelah onset gejala faring, yang menetap selama +1 minggu dan diikuti dengan deskuamasi.
Karakteristik lesi berupa papul eritem yang menyerupai sandpaper, dan menghilang pada saat penekanan. Lesi pertama kali muncul pada bagian leher, kemudian menyebar ke bagian tubuh dan ekstremitas. Lesi di bagian wajah disertai flushing dan pucat pada bagian sirkumoral.[1-3]
Pada pemeriksaan fisik, didapatkan strawberry tongue dan Pastia line (garis linear eritema pada bagian lipatan kulit atau area kulit yang mengalami penekanan, seperti aksila, antekubiti, dan selangkangan). Kultur dari sampel swab tenggorokan merupakan pemeriksaan baku emas untuk konfirmasi diagnosis. Pemeriksaan penunjang lain yang dapat digunakan adalah rapid antigen detection test (RADT).[1-3]
Scarlet fever umumnya terjadi pada anak-anak, tetapi dapat juga menyerang dewasa. Lesi pada pasien dewasa kadang tidak khas, yaitu papul eritem yang menyebar dari dorsum tangan hingga sendi pergelangan tangan saja, atau di dorsum kaki hingga pergelangan kaki saja.[4]
Penatalaksanaan utama scarlet fever adalah antibiotik golongan penisilin, yang harus diberikan segera untuk mencegah penyebaran penyakit. Terapi lainnya bersifat suportif atau simtomatik, seperti antipiretik, antihistamin, dan emolien.[1-4]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini