Patofisiologi Scarlet Fever
Patofisiologi scarlet fever atau skarlatina adalah infeksi bakteri Group A Streptococcus (GAS). Fokus infeksi terutama berasal dari faring dan tonsil, sedangkan fokus infeksi pada lesi kulit juga dapat terjadi meskipun jarang.[1,3]
Transmisi Infeksi
Infeksi bakteri GAS ditularkan melalui kontak kulit langsung atau droplet sekret hidung/saliva dari batuk atau bersin penderita. Oleh karena itu, penyakit ini sering menyebar pada tempat padat dan ramai, seperti sekolah dan tempat penitipan anak. Transmisi melalui makanan dapat terjadi meskipun jarang.[3,5]
Perjalanan Penyakit
Hanya sekitar 10% bakteri GAS yang mengeluarkan toksin dan menyebabkan scarlet fever. Masa inkubasi scarlet fever adalah +2‒5 hari. Lesi kulit timbul sebagai reaksi hipersensitivitas tipe lambat terhadap eksotoksin pirogenik dari bakteri, yaitu toksin eritrogenik tipe A, B, atau C.[3,6,7]
Masa infeksius terutama pada stadium akut penyakit. Umumnya, kemampuan pasien mentransmisikan bakteri akan hilang dalam 24 jam setelah pemberian antibiotik. Penyakit ini ditata laksana dengan antibiotik golongan penisilin. Anak dapat kembali ke sekolah jika sudah tidak demam, dan 24 jam setelah pemberian antibiotik.[3,5]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini