Patofisiologi Selulitis
Patofisiologi dari selulitis selalu diawali dengan rusaknya lapisan kulit. Lapisan kulit adalah lapisan protektif bagi tubuh untuk mencegah flora normal atau patogen mikroba lainnya masuk ke dalam jaringan subkutan maupun sistem hemato-limfatik. Apabila lapisan kulit rusak, maka bakteri-bakteri yang ada di permukaan kulit akan masuk dan menginvasi lapisan dalam kulit, sehingga menyebabkan selulitis.[4]
Adanya gangguan pada sawar kulit, seperti adanya fisura, laserasi, dan gigitan serangga, merupakan faktor risiko terjadinya selulitis. Meski demikian, selulitis dapat tetap terjadi meskipun tidak ditemukan adanya portal of entry dari patogen. Pada umumnya hal ini disebabkan oleh perubahan mikroskopik pada lapisan kulit atau mungkin akibat kualitas invasif dari suatu bakteri.[2]
Selulitis ditandai dengan tanda klasik seperti eritema, edema, bengkak, teraba hangat dan nyeri saat palpasi. Hal ini disebabkan oleh respon sitokin dan neutrofil terhadap bakteri yang berhasil melewati lapisan epidermis. Respon ini juga meliputi produksi dari peptida antimikrobial dan proliferasi keratinosit.[4]
Penulisan pertama oleh: dr. Rainey Ahmad Fajri Putranta