Prognosis Skrofuloderma
Prognosis skrofuloderma atau scrofuloderma dipengaruhi oleh imunitas pasien dan kepatuhan minum obat. Komplikasi skrofuloderma biasanya disebabkan oleh obat antituberkulosis (OAT) yang dikonsumsi.[10]
Komplikasi
Komplikasi pada penderita skrofuloderma biasanya bukan disebabkan oleh penyakit itu sendiri, melainkan akibat terapi medikamentosa yang dijalani. Efek samping obat ringan, seperti penurunan nafsu makan, mual, dan muntah, umumnya dapat diatasi dengan edukasi dan obat simptomatik.
Namun, dapat terjadi efek samping obat berat, seperti psikosis, kejang, ensefalopati toksik, neuritis optik, hepatotoksisitas, trombositopenia, leukopenia, eosinofilia, anemia hemolitik, agranulositosis, vaskulitis, nefritis, rabdomiolisis, hingga gagal ginjal.[2]
Prognosis
Prognosis skrofuloderma dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu status imunitas pasien dan kepatuhan pasien mengonsumsi OAT. Pasien dengan status imunitas terganggu, seperti HIV atau mengalami kondisi immunocompromised lain, lebih sulit untuk sembuh walaupun telah mengonsumsi OAT adekuat.
Kepatuhan konsumsi obat juga mempengaruhi kesembuhan. OAT perlu diminum hingga tuntas dan pasien dinyatakan sembuh untuk menghindari timbulnya resistensi obat.[2,8]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini