Panduan E-Prescription Alomedika Tinea Corporis
Panduan e-prescription pada tinea corporis ini dapat digunakan oleh Dokter saat hendak memberikan terapi medikamentosa secara online.
Tinea corporis adalah infeksi jamur superfisial pada badan atau kulit, selain yang melibatkan kulit kepala atau tinea kapitis, jenggot atau tinea barbae, wajah atau tinea faciei, selangkangan atau tinea cruris, tangan atau tinea manus, kaki atau tinea pedis, serta kuku atau tinea unguium.[1-3]
Tanda dan Gejala
Pada anamnesis, pasien tinea corporis mengeluhkan bercak merah gatal di leher atau batang tubuh yang dapat disertai rasa gatal. Gali faktor predisposisi yang ada pada pasien. Lesi tampak sebagai lesi eritema berbentuk anular, tunggal atau multipel, berbatas tegas, disertai central clearing dan batas tepi yang meninggi dan aktif.[1-4]
Peringatan
Pemberian griseofulvin, ketoconazole, itraconazole dan terbinafine dikontraindikasikan pada pasien yang memiliki hipersensitivitas pada obat tersebut, dan bersifat hepatotoksik sehingga tidak boleh diberikan pada pasien yang memiliki gangguan hati. Alternatif yang dapat digunakan adalah antifungal topikal seperti olyenes, azoles (imidazoles), atau allylamines.
Griseofulvin dapat menurunkan efikasi kontrasepsi oral, sehingga kontrasepsi tambahan, yaitu kondom, perlu diberikan pada pasien yang menggunakan kontrasepsi oral. Kontrasepsi tambahan perlu dilanjutkan sampai 1 bulan setelah terapi griseofulvin dihentikan. Pasien laki-laki yang hendak mengonsumsi griseofulvin sebaiknya tidak sedang menjalani program hamil dalam 6 bulan ke depan. Griseofulvin juga dikontraindikasikan pada pasien porfiria dan cutanea tarda.
Ketoconazole tidak boleh diminum bersamaan dengan benzodiazepine karena dapat meningkatkan konsentrasi plasma dan efek sedasi. Ketoconazole tidak boleh diminum bersamaan dengan inhibitor HMG-Coa reduktase karena dapat menyebabkan miopati. Ketoconazole tidak boleh diberikan pada pasien yang mendapat pengobatan antiaritmia, karena dapat menyebabkan pemanjangan interval QT dan torsade de pointes
Itraconazole tidak boleh diberikan pada pasien gagal jantung karena efek kardiotoksik. Itraconazole juga dapat menyebabkan efek sedatif yang lebih panjang saat diminum bersamaan dengan midazolam atau triazolam. Itraconazole juga dapat meningkatkan efek obat antidiabetik sehingga menyebabkan hipoglikemia berat.[9]
Rujukan perlu dilakukan apabila:
- Tidak sembuh dalam 10–14 hari
- Terdapat imunodefisiensi
- Terdapat penyakit penyerta yang memerlukan multifarmaka[6,9-12]
Medikamentosa
Terapi tinea corporis berbeda pada dewasa dan anak. Pada dewasa, pilihan medikamentosa dapat berupa topikal atau oral, tergantung pada luas lesi dan penyakit penyerta. Sedangkan untuk tinea corporis pada anak, pengobatan diutamakan menggunakan obat topikal.[1-3]
Topikal
Pilihan terapi topikal pada dewasa adalah:
- Terbinafine 1% krim 1-2 kali/hari selama ≥1 minggu, atau solusio 1 kali/hari selama 2 minggu
- Butenafin 1% krim: 1 kali/hari, selama 2 minggu
- Ketoconazole 2% krim: 1 kali/hari, selama 2 minggu
Clotrimazole 1% krim: 2 kali/hari selama 4 minggu, bisa untuk anak <12 tahun
Miconazole 0,25% salep atau 2% aerosol, krim, lotio, bubuk, atau tinctura: 2 kali/hari selama 2 minggu, bisa untuk anak <12 tahun[1-3]
Oral
Terapi oral dipilih sebagai lini pertama pada lesi yang luas, pasien dengan imunosupresi, resistensi terhadap antijamur topikal, dan pasien dengan komorbiditas tinea kapitis atau tinea unguium. Pilihan terapi oral adalah:
- Griseofulvin 500mg/hari selama 2-4 minggu
- Terbinafine 250 mg sekali sehari
- Itraconazole 100-200 mg sekali sehari selama 1 minggu[1-3]
Penggunaan pada Kehamilan
Penggunaan antijamur dikontraindikasikan pada kehamilan karena efek toksisitas pada janin, kecuali terbinafine yang memiliki kategori B menurut FDA. Selain itu, antifungal topikal umumnya dianggap aman untuk diberikan pada kehamilan.[1-3,6,9-12]
Penulisan pertama oleh: dr.Nailla Fariq Alfiani