Penatalaksanaan Tinea Corporis
Penatalaksanaan tinea corporis adalah dengan pemberian antifungal. Antifungal yang diutamakan adalah sediaan topikal, namun jika manifestasi ekstensif dapat diberikan antifungal sistemik.[1,2,6]
Antifungal Topikal
Terapi jamur topikal merupakan pengobatan standar dan terapi lini pertama pada tinea corporis. Lesi terlokalisir, superfisial, dan berukuran kecil sekitar 2 cm umumnya efektif dengan pemberian terapi topikal selama 2-4 minggu. Terapi diberikan hingga tercapai resolusi gejala dan klinis.
Antifungal topikal yang bisa digunakan untuk tinea corporis antara lain:
Terbinafine 1% krim 1-2 kali/hari selama ≥1 minggu, atau solusio 1 kali/hari selama 2 minggu
- Butenafin 1% krim: 1 kali/hari, selama 2 minggu
Ketoconazole 2% krim: 1 kali/hari, selama 2 minggu
Clotrimazole 1% krim: 2 kali/hari selama 4 minggu, bisa untuk anak <12 tahun
Miconazole 0,25% salep atau 2% aerosol, krim, lotio, bubuk, atau tinctura: 2 kali/hari selama 2 minggu, bisa untuk anak <12 tahun.
Pemberian antifungal dilakukan pada lesi dan 2 cm pada jaringan normal sekitar lesi dan dilanjutkan 1 minggu setelah lesi sembuh.[1-3]
Antifungal Sistemik
Indikasi terapi sistemik adalah infeksi dermatofita yang melibatkan lebih dari satu bagian secara bersamaan, tinea corporis ekstensif, lesi dengan papulopustul, keterlibatan rambut vellus pada pemeriksaan dermoskopi, dan dermatofitosis kronik yang resisten, rekalsitran, atau yang gagal dengan terapi topikal.[2,3,6]
Pilihan Terapi Sistemik
Obat antifungal sistemik yang bisa diberikan antara lain:
Griseofulvin 500mg/hari selama 2-4 minggu
- Terbinafine 250 mg sekali sehari
Itraconazole 100-200 mg sekali sehari selama 1 minggu
Pada pemberian griseofulvin oral, harus diketahui bahwa terdapat kontraindikasi pada pasien yang hamil, porfiria, gagal hati, serta alergi terhadap obat ini atau komponennya.
Disisi lain, terbinafine serta itraconazole oral, tidak dapat diberikan pada pasien dengan gangguan ginjal dan hati. Itraconazole harus digunakan dengan hati-hati pada pasien yang menggunakan statin, karena memiliki interaksi dimana dapat mengganggu metabolisme statin. Suatu penelitian juga menyebutkan bahwa penggunaan keduanya dapat menyebabkan rhabdomyolisis.[1,2,6-8]
Durasi Terapi
Durasi terapi tergantung pada respon klinis, umumnya 2 - 4 minggu, atau lebih lama pada kasus rekalsitran. Faktor yang mempengaruhi kronisitas tinea adalah dosis inadekuat, kualitas antifungal topikal, faktor pejamu, dan penggunaan steroid topikal. Steroid topikal menekan respon imun sel Th1 untuk infeksi dan mengalihkan ke respon sel Th2 yang berpengaruh terhadap kronisitas sehingga sulit diobati.[6]
Pertimbangkan Pola Resistensi
Terbinafine dulu dianggap sebagai terapi lini pertama untuk tinea corporis dan tinea cruris dengan tingkat kesembuhan > 90%. Meski begitu, beberapa tahun terakhir insidensi tinea corporis refrakter terhadap terbinafine semakin meningkat. Resistensi dikaitkan dengan mutasi titik pada gen target Squalene Epoxidase (SQLE) dan penurunan konsentrasi efektif obat (MIC) karena terakumulasi pada jaringan kulit dan adiposa.
Apabila resistensi dicurigai, dapat dicobakan meningkatkan dosis terbinafine menjadi 500 mg/hari atau dikombinasikan dengan itraconazole.[7,8]
Penulisan pertama oleh: dr. Rainey Ahmad Fajri Putranta