Epidemiologi Uban Prematur
Berdasarkan studi epidemiologi di Asia, prevalensi uban prematur atau premature gray hair atau kanitis prematur mencapai 40% dari sekitar 200 orang berusia 18–25 tahun. Riwayat keluarga dengan uban prematur ditemukan paling berhubungan kejadian kanitis prematur. Uban prematur muncul sebelum usia 25 tahun pada populasi Asia, 20 tahun pada populasi kulit putih, dan 30 tahun pada populasi di Afrika.[1,2,25]
Global
Sampai saat ini, studi epidemiologi global khusus untuk uban prematur belum tersedia. Dalam satu studi berbasis populasi di Turki yang melibatkan 1.541 relawan berusia 15–65 tahun, dilaporkan bahwa uban prematur pada kelompok usia ≤20 tahun mencapai sekitar 14%, sedangkan usia 21-30 tahun mencapai sekitar 40%.
Rata-rata onset usia timbulnya uban adalah 32,9±9,8 tahun, di mana pada wanita adalah 31,7±9,5 tahun dan pada pria 33,7±10,0 tahun. Area rambut yang paling pertama muncul dan paling banyak dilaporkan adalah area temporal.[13]
Studi di Asia oleh Chaudhary et al., menyatakan bahwa dari 235 partisipan berusia 18–25 tahun, prevalensi uban prematur mencapai 40%. Dari persentase tersebut, sekitar 83% termasuk dalam grade I, yaitu uban mencapai <20% total rambut.[25]
Indonesia
Belum ada data epidemiologi yang menggambarkan prevalensi uban prematur di Indonesia. Meski demikian, suatu studi observasional yang dilakukan di Medan yang melibatkan 177 partisipan berusia antara 15–25 tahun menemukan sekitar 36% mengalami uban prematur, di mana sekitar 68% di antaranya berusia kurang dari 17 tahun.[14]
Mortalitas
Belum ada laporan mengenai data mortalitas yang berkaitan dengan uban prematur. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh oleh Chaudhary et al. uban prematur ditemukan lebih tinggi pada mereka yang depresi, cemas dan stres. Persentase depresi sekitar 71% dari 502 pasien dengan uban prematur, cemas sekitar 73% dari 577 pasien dengan uban prematur, sedangkan stress mencapai sekitar 71% dari 381 pasien dengan uban prematur.
Pada studi, tidak dijelaskan apakah cemas, depresi, dan stres terjadi karena uban prematur atau sebaliknya. Akan tetapi, hal ini menunjukkan adanya keterkaitan gangguan psikologis dengan uban prematur.[25]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli