Penatalaksanaan Tinea Cruris
Penatalaksanaan tinea cruris dapat dilakukan dengan pemberian obat topikal antifungal. Obat antifungal peroral diindikasikan pada pasien yang tidak respon terhadap sediaan topikal, infeksi yang ekstensif, dan individu immunocompromised. [10]
Antifungal Topikal
Pasien dengan tinea cruris tanpa komplikasi umumnya akan responsif terhadap pemberian antifungal topikal. Antifungal topikal yang dimaksud adalah golongan azole dan allylamine.
Menurut studi yang dilakukan oleh El-Gohary et al., terbinafine dan naftifine merupakan antifungal topikal golongan allylamine yang dianjurkan untuk pengobatan tinea cruris. Obat ini memiliki beberapa efek samping seperti kemerahan, pruritus, dan rasa seperti tersengat. Obat diberikan 1-2 kali sehari selama 2-4 minggu. [10,12]
Antifungal Oral
Antifungal peroral dapat diberikan pada pasien dengan infeksi yang luas, gagal terhadap terapi topikal, dan pasien immunocompromised. Antifungal oral yang dapat diberikan adalah terbinafine, itraconazole, griseofulvin, dan fluconazole. [3]
Tabel 1. Dosis Obat Antifungal Oral
Nama Obat | Dosis | Durasi |
Terbinafine | 250 mg/hari atau 3-6mg/kg/hari | 2-3 minggu |
Itraconazole | 200 mg/hari | 1-2 minggu |
Fluconazole | 150-300 mg/minggu | 3-4 minggu |
Griseofulvin | Microsize : 500mg/hari atau 10-20 mg/kg/hari Ultra microsize : 300-375 mg/hari atau 5-10 mg/kg/hari | 2-4 minggu |