Epidemiologi Tinea Fasialis
Data epidemiologi tinea fasialis menunjukkan bahwa penyakit ini terdistribusi di seluruh dunia. Angka kejadian lebih tinggi di negara dengan iklim tropis yang memiliki cuaca dengan suhu dan kelembaban tinggi.[1,9]
Global
Secara global, tinea fasialis memiliki kontribusi 19% dari semua kasus infeksi jamur superfisial pada anak-anak. Dari semua kasus tinea fasialis, 60% terjadi pada anak berusia di bawah 12 tahun.
Terdapat laporan kasus tinea fasialis pada neonatus, namun secara garis besar kasus pada usia ini sangatlah jarang dan biasanya tertular dari anggota keluarga lain.
Kelompok usia lain yang sering terkena tinea fasialis adalah usia 20-40 tahun. Hal ini dikarenakan tingginya aktivitas fisik pada usia produktif.
Berdasarkan jenis kelamin, perempuan lebih banyak dilaporkan terkena tinea fasialis dibandingkan laki-laki.[1,9,13,14]
Indonesia
Masih belum ada data prevalensi nasional tinea fasialis di Indonesia. Data dari Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Sanglah Denpasar Bali tahun 2010-2014, menunjukkan bahwa tinea fasialis terjadi pada satu dari 48 pasien lansia berusia lebih dari 60 tahun. Sementara data dari Divisi Dermatomikologi Poliklinik Kulit RS Cipto Mangunkusumo Jakarta tahun 2005-2010, menunjukkan ada 2 pasien yang mengalami infeksi tinea fasialis bersamaan dengan tinea kapitis.[15-17]