Patofisiologi Hipokalsemia
Patofisiologi hipokalsemia melibatkan gangguan pada mekanisme pengaturan kalsium, termasuk penurunan absorpsi kalsium dari usus, peningkatan pengeluaran kalsium melalui ginjal, dan pelepasan kalsium dari tulang. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti defisiensi vitamin D, gangguan hormon seperti hipoparatiroidisme, atau kondisi medis yang mengganggu keseimbangan kalsium seperti gagal ginjal.[3-5]
Homeostasis Kalsium
Konsentrasi normal ion kalsium dalam serum berkisar antara 8,8-10,4 mg/dl, atau setara dengan 4,4-5,2 mEq/l atau 2,2-2,6 mmol/l. Asupan harian kalsium individu sehat dapat mencapai 1000 mg, yang mana 400 mg diabsorpsi oleh usus halus, 200 mg diekskresikan bersama feses, dan 500 mg kalsium ion dipertukarkan antara tulang dan cairan ekstraseluler.[1-6]
Homeostasis kalsium bergantung pada absorpsi, remodeling tulang, dan reabsorpsi oleh ginjal. Proses ini diatur hormon paratiroid, calcitriol [1,25(OH)2D], dan kalsium ion.[1-7]
Peran Vitamin D dan Hormon Paratiroid
Absorpsi kalsium dari makanan terjadi di usus halus dan dipengaruhi oleh vitamin D. Vitamin D membantu penyerapan kalsium dengan meningkatkan ekspresi protein pengangkut kalsium di membran usus. Selanjutnya, hormon paratiroid (PTH) yang diproduksi oleh kelenjar paratiroid bertanggung jawab untuk mempertahankan keseimbangan kalsium dengan meningkatkan penyerapan kalsium dari tulang dan menahan pengeluaran kalsium dari ginjal.
PTH juga merangsang konversi vitamin D aktif di ginjal untuk meningkatkan penyerapan kalsium usus. Selain itu, hormon kalsitonin yang dilepaskan oleh kelenjar tiroid saat kadar kalsium darah tinggi bertindak untuk menurunkan kadar kalsium dengan mengurangi penyerapan kalsium usus dan meningkatkan pengeluaran kalsium oleh ginjal. Terakhir, sistem renal juga berperan penting dalam menjaga homeostasis kalsium dengan mengatur reabsorpsi dan ekskresi kalsium sesuai dengan kebutuhan tubuh.[1-7]
Gangguan Absorpsi Kalsium
Kalsium diserap dari makanan yang dikonsumsi melalui usus halus. Gangguan pada sistem pencernaan, seperti pada penyakit Crohn, dapat mengganggu penyerapan kalsium ini, menyebabkan hipokalsemia.[3-5]
Hipoalbuminemia
Hipoalbuminemia menjadi penyebab umum kurangnya kadar kalsium serum. Hipoalbuminemia mengurangi kadar ion kalsium yang terikat dengan protein. Saat kadar albumin serum di bawah 4 g/ dl, kadar kalsium ion dalam serum turun sekitar 0,8–1 mg/dl untuk setiap penurunan 1 g/dl kadar albumin.[1-6]
Gangguan Paratiroid
Kelenjar paratiroid menghasilkan hormon paratiroid (PTH) yang mengatur kadar kalsium dalam darah. Ketika kadar kalsium darah rendah, kelenjar paratiroid akan merespons dengan meningkatkan produksi PTH, yang merangsang pelepasan kalsium dari tulang dan meningkatkan penyerapan kalsium dari usus. Namun, gangguan pada kelenjar paratiroid seperti adenoma paratiroid atau hiperplasia paratiroid dapat mengganggu fungsi ini, menyebabkan hipokalsemia.[1-6]
Mutasi pada calcium-sensing receptor (CaSR) menghambat pelepasan hormon paratiroid. Mutasi aktivasi CaSR dengan varian Y825F meningkatkan pensinyalan mitogen-activated protein kinase (MAPK). Peningkatan aktivitas MAPK ini meningkatkan fosforilasi extracellular signal-regulated kinase (ERK) yang berperan dalam regulasi kalsium. Hal ini menyebabkan peningkatan penyerapan kalsium dalam sel, meningkatkan kadar ion kalsium intraseluler, dan mencetuskan hipokalsemia.[1–6,8,9]
Gangguan Metabolisme Vitamin D
Vitamin D diperlukan untuk penyerapan kalsium dari usus ke dalam darah. Ketika kadar vitamin D yang memadai tidak terpenuhi atau terdapat gangguan pada metabolisme vitamin D, penyerapan kalsium akan terganggu dan menyebabkan hipokalsemia.[3-6]
Gangguan Ginjal
Ginjal berperan dalam menjaga keseimbangan kalsium dengan mengatur ekskresi kalsium dalam urin. Gangguan pada ginjal, seperti gagal ginjal atau penyakit ginjal kronis, dapat mengganggu kemampuan ginjal untuk mempertahankan keseimbangan kalsium, menyebabkan kehilangan kalsium berlebihan melalui urin dan hipokalsemia.[3-6]