Diagnosis Penyakit Hashimoto
Diagnosis penyakit Hashimoto perlu dicurigai pada pasien yang datang dengan gejala hipotiroid, misalnya adanya gondok. Pemeriksaan laboratorium akan menunjukkan peningkatan thyroid stimulating hormone (TSH) dengan kadar hormon tiroid yang rendah (tiroksin bebas atau T4 bebas). Bila dilakukan pengukuran antibodi antitiroid peroksidase (anti-TPO), umumnya ditemukan peningkatan.
Anamnesis
Penyakit Hashimoto memiliki gejala yang beragam bergantung pada sistem organ yang terlibat. Gejala penyakit Hashimoto dapat terjadi secara lokal dan sistemik. Gejala sistemik yang muncul di awal perkembangan penyakit umumnya tidak spesifik sehingga bisa saja terlewat oleh dokter. Diagnosis dapat ditegakkan lebih awal jika pasien memiliki riwayat keluarga dengan gangguan tiroid.
Gejala Lokal
Gejala lokal yang dapat ditemukan adalah gondok atau pembesaran kelenjar tiroid. Pembesaran kelenjar tiroid dapat menyebabkan kompresi saraf laringeal rekuren yang menyebabkan gejala disfonia. Massa pada tiroid juga dapat menyebabkan kompresi esofagus yang menimbulkan gejala disfagia, dan kompresi trakea yang menimbulkan gejala sesak napas.
Gejala Sistemik
Gejala sistemik pada penyakit Hashimoto tidak spesifik sehingga dapat tidak disadari oleh penderita. Pada awal perkembangan penyakit, pasien bisa mengalami fatigue, muka bengkak (puffy face), sesak saat aktivitas, dan intoleransi terhadap olahraga. Pasien juga bisa mengalami lemah otot, peningkatan berat badan, nyeri muskuloskeletal, konstipasi, kulit kering, dan rambut menipis.
Bila penyakit berlanjut, pasien dapat mengalami gejala lain seperti intoleransi dingin, keringat berkurang, hilang pendengaran, dan neuropati perifer. Pasien juga akan mengeluhkan kurang energi, kram otot, dan menoragia. Pasien juga bisa mengalami gangguan psikologis, seperti depresi, dementia, dan gangguan memori.[3,9]
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik perlu dilakukan secara menyeluruh karena tanda klinis penyakit Hashimoto akan melibatkan multiorgan. Salah satu temuan yang sering adalah pembesaran kelenjar tiroid.
Keadaan Umum Pasien
Pasien penyakit Hashimoto umumnya terlihat lelah disertai dengan miksedema. Miksedema generalisata adalah manifestasi dari hipotiroid berat yang berkembang dalam jangka waktu lama yang menyebabkan kulit tampak seperti lilin, pucat, bengkak, dan kering. Sementara itu, koma miksedema akan menimbulkan penurunan status mental, hipotermia, dan gejala lain yang berhubungan dengan perlambatan fungsi pada multiorgan. Koma miksedema merupakan kegawatdaruratan dengan mortalitas tinggi.
Tanda Vital
Pada pasien penyakit Hashimoto dapat ditemukan bradikardia dan peningkatan tekanan darah.
Kulit
Kulit pada pasien penyakit Hashimoto umumnya kering, dingin, dengan rambut yang kasar.
Kepala
Edema fasial terutama periorbital sering ditemukan.
Tenggorok
Kelenjar tiroid pada pasien penyakit Hashimoto umumnya membesar. Akan tetapi, pada keadaan kronik juga dapat ditemukan mengecil. Makroglosia juga terkadang dapat ditemukan pada pasien penyakit Hashimoto.
Respiratorius
Pasien penyakit Hashimoto umumnya mengalami bradipnea. Ronkhi basah juga dapat ditemukan jika pasien mengalami akumulasi cairan di rongga pleura.
Jantung
Pada pemeriksaan jantung umumnya dapat ditemukan irama jantung regular lambat (bradikardia). Kelainan suara jantung jauh (muffled heart sound) juga dapat ditemukan pada pasien penyakit Hashimoto dengan komplikasi efusi perikardium.
Ekstremitas
Ekstremitas pasien penyakit Hashimoto umumnya terasa dingin dengan edema nonpitting pada tangan dan kaki. Kuku pada pasien penyakit Hashimoto umumnya juga bersifat rapuh (brittle nails).
Neurologis
Kelainan neurologis, seperti lambatnya berbicara, refleks rendon lambat, dan ataksia, dapat ditemukan.[3,9]
Diagnosis Banding
Penyakit Hashimoto harus dapat dibedakan dengan penyebab hipotiroid lainnya. Beberapa penyakit, seperti tiroiditis Riedel, defisiensi iodin, dan tiroiditis postpartum dapat menyerupai penyakit Hashimoto.
Tiroiditis Riedel
Tiroiditis Riedel umumnya memiliki tanda dan gejala hipotiroid yang menyerupai penyakit Hashimoto. Karakteristik massa tiroid pada tiroiditis Riedel adalah bersifat keras dan terfiksir. Pada pemeriksaan fungsi tiroid akan ditemukan gambaran hipotiroidisme primer. Namun, pada pemeriksaan antibodi anti-TPO ditemukan titer tidak tinggi.[1,10]
Defisiensi Iodin
Defisiensi iodin dapat menyebabkan hipotiroid yang memiliki gambaran menyerupai penyakit Hashimoto. Akan tetapi, pada defisiensi iodin akan ditemukan rendahnya kadar iodin pada urine. Selain itu, defisiensi iodin juga lebih sering ditemukan pada area asupan rendah iodin, berbeda dengan penyakit Hashimoto yang lebih sering pada area dengan konsumsi iodin adekuat.[1,11]
Tiroiditis Postpartum
Tiroiditis postpartum memiliki gambaran klinis dan laboratorium yang sangat menyerupai penyakit Hashimoto. Riwayat kehamilan sebelumnya menjadi faktor untuk membedakan dengan penyakit Hashimoto.[1,12]
Pemeriksaan Penunjang
Penegakkan diagnosis penyakit Hashimoto membutuhkan pemeriksaan penunjang, baik dengan pemeriksaan laboratorium maupun sitologi. Pemeriksaan antibodi tiroid umumnya cukup untuk mendiagnosis penyakit Hashimoto. Pemeriksaan sitologi dapat menegakkan diagnosis, namun tidak rutin dilakukan.
Tes Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan untuk diagnosis penyakit Hashimoto adalah tes fungsi tiroid dan antibodi tiroid. Pada pemeriksaan tes fungsi tiroid, pasien penyakit Hashimoto akan menunjukkan peningkatan kadar TSH dan kadar T4 yang rendah.
Pemeriksaan antibodi anti-TPO serum merupakan pemeriksaan penting untuk diagnosis penyakit Hashimoto. Sekitar 95% pasien penyakit Hashimoto mengalami peningkatan antibodi anti-TPO serum. Peningkatan antibodi antitiroglobulin ditemukan pada pasien penyakit Hashimoto dengan persentase lebih rendah.
Selain itu, pasien dengan penyakit Hashimoto dapat menunjukkan hasil laboratorium anemia, penurunan laju filtrasi glomerular (LFG), hiponatremia, peningkatan kreatin kinase (CK), peningkatan kadar prolaktin, serta gangguan profil lipid.[3,9]
Tes Sitologi
Tes sitologi tidak dilakukan secara rutin dikarenakan bersifat invasif. Pemeriksaan ini dilakukan hanya apabila kelenjar tiroid dicurigai mengalami transformasi keganasan. Pada pemeriksaan sitologi dapat ditemukan infiltrat limfosit ekstensif disertai dengan formasi germinal center. Penemuan limfosit yang kontak dengan sel tiroid pada pasien penyakit Hashimoto dapat menyingkirkan diagnosis banding tumor tiroid.[3,9]
Tes Pencitraan
Pemeriksaan ultrasonografi tiroid dapat digunakan untuk mengevaluasi besarnya tiroid, echotexture, dan terdapatnya nodul. Hasil pemeriksaan dapat menunjukkan adanya penurunan ekogenisitas, hipervaskuler heterogen, dan mikronodul hipoekoik.[3,9]