Prognosis Drug-Induced Liver Injury (DILI)
Prognosis Drug-Induced Liver Injury (DILI) tergantung pada derajat kerusakan hepar yang terjadi dan seberapa cepat konsumsi agen penyebab dihentikan. Potensi komplikasi yang perlu diwaspadai adalah gagal hati akut, yang telah dilaporkan sebagai penyebab kematian tersering pada kasus DILI.[2-4]
Komplikasi
Potensi komplikasi dari DILI mencakup perkembangan ke gagal hati akut (acute liver failure, ALF), yang dapat menyebabkan ensefalopati hepatik, koagulopati, dan edema serebral. Gagal hati akut membutuhkan penanganan intensif dan dapat berujung pada kebutuhan transplantasi hati jika tidak ada perbaikan klinis.
DILI juga dapat menyebabkan perkembangan fibrosis dan sirosis hati pada kasus-kasus kronis, yang meningkatkan risiko hipertensi portal, varises esofagus, dan karsinoma hepatoseluler. Sebuah studi melaporkan bahwa gangguan hepar kronik akibat DILI terjadi pada 3,4-3,9% kasus.[2-4,19]
Prognosis
Prognosis DILI tergantung pada derajat kerusakan hati yang terjadi. Sebuah penelitian prospektif yang dilakukan di Amerika Serikat melaporkan bahwa tingkat kelangsungan hidup pasien DILI secara keseluruhan, termasuk yang menerima transplantasi hati, adalah 72%.[20]
Terdapat data yang menunjukkan bahwa kebanyakan pasien yang mengalami DILI akut dapat pulih dari cedera hati dengan prognosis yang baik dalam waktu 6 bulan setelah penghentian obat yang dicurigai menyebabkan. Namun, sejumlah kecil (sekitar 10%) pasien dapat mengalami kondisi kritis, gagal hati akut yang memerlukan transplantasi hati, atau bahkan kematian.[2]
Pemulihan spontan dari gagal hati yang diinduksi paracetamol dilaporkan terjadi pada 65% kasus. Sementara itu, pemulihan dari gagal hati yang diinduksi DILI idiosinkratik dilaporkan jauh lebih rendah, yakni 27,1% pasien bertahan hidup lebih dari 3 minggu.[5]