Etiologi Hiperbilirubinemia
Etiologi hiperbilirubinemia dibagi menjadi hiperbilirubinemia intrahepatik dan ekstrahepatik. Hiperbilirubinemia juga dapat diklasifikasikan berdasarkan hiperbilirubinemia terkonjugasi dan tidak terkonjugasi.[3,9,25,26]
Hiperbilirubinemia Intrahepatik dan Ekstrahepatik
Hiperbilirubinemia intrahepatik terutama disebabkan gangguan pada hepatosit, seperti infeksi, drug–induced liver injury, sirosis hepatis, karsinoma hepatoseluler. Hiperbilirubinemia terisolasi (hiperbilirubinemia tanpa kelainan fungsi hati lain) disebabkan oleh kelainan herediter, yaitu sindrom Gilbert, sindrom Crigler–Najjar tipe 1 dan tipe 2, sindrom Dubin–Johnson, dan sindroma Rotor.
Kolestasis intrahepatik juga dapat menyebabkan hiperbilirubinemia. Hiperbilirubinemia ekstrahepatik dapat disebabkan oleh koledokolitiasis, kanker pankreas, striktur traktus biliaris, kolangiokarsinoma, kolangitis autoimun, atau infeksi seperti tuberkulosis dan askariasis.[3,9,25,26]
Hiperbilirubinemia Terkonjugasi dan Tidak Terkonjugasi
Hiperbilirubinemia juga dapat diklasifikasikan berdasarkan hiperbilirubinemia terkonjugasi dan tidak terkonjugasi.
Hiperbilirubinemia terkonjugasi terjadi karena berbagai keadaan yang menyebabkan gangguan aliran bilier ke usus atau penurunan sekresi bilirubin terkonjugasi. Etiologi hiperbilirubinemia terkonjugasi:
- Kelainan herediter, seperti sindrom Dubin–Johnson, sindrom Rotor
- Infeksi parasit seperti askariasis dan virus, seperti hepatitis A, hepatitis B, hepatitis C, Epstein–Barr
- Hepatitis noninfeksi, seperti alkoholik, steatohepatitis nonalkoholik, autoimun, toksin dan obat–obatan, kehamilan
- Kolestatik, seperti primary biliary cholangitis dan primary sclerosing cholangitis
- Penyakit infiltratif, seperti amyloidosis, limfoma, tuberkulosis, sarkoidosis
- Sepsis
- Krisis hepatik pada anemia sel sabit
- Koledokolitiasis, tumor pada duktus biliaris, striktur, atresia bilier, pankreatitis akut dan kronik[2,25]
Hiperbilirubinemia tidak terkonjugasi terjadi karena peningkatan produksi bilirubin, gangguan uptake, atau gangguan konjugasi bilirubin. Etiologi hiperbilirubinemia tidak terkonjugasi:
- Anemia hemolitik
- Sindroma Gilbert dan Crigler–Najjar tipe 1 dan 2
- Hipertiroid
Neonatal jaundice[2,26]
Faktor Risiko
Faktor risiko hiperbilirubinemia berbeda–beda pada setiap kelompok usia, baik pada neonatus, anak–anak, dan lansia.[2]
Faktor Risiko pada Neonatus
Pada neonatus, faktor risiko hiperbilirubinemia adalah kelainan kongenital, hemolisis, dan gangguan konjugasi bilirubin.[2]
Faktor Risiko pada Anak–Anak
Pada anak-anak, hepatitis A merupakan salah satu faktor risiko utama hiperbilirubinemia.[2]
Faktor Risiko pada Lansia
Pada lansia, faktor risiko yang sering berhubungan dengan hiperbilirubinemia adalah batu empedu, penyakit hepar yang disebabkan obat, dan keganasan.[2]
Pria memiliki risiko lebih tinggi mengalami hiperbilirubinemia akibat sirosis alkoholik maupun nonalkoholik, hepatitis B kronik, kanker pankreas, dan sclerosing cholangitis. Pada wanita, faktor yang menyebabkan hiperbilirubinemia adalah batu empedu, primary biliary cirrhosis, dan kanker empedu.[2]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli