Epidemiologi Infeksi Helicobacter Pylori
Data epidemiologi memperkirakan bahwa infeksi Helicobacter pylori terjadi pada sekitar 50% penduduk dunia. Helicobacter pylori merupakan bakteri yang ubiquitous dan dapat ditemukan pada hampir semua populasi. Namun, prevalensinya terutama lebih tinggi pada populasi-populasi dengan status sosioekonomi yang rendah.[3]
Global
Perhitungan statistik memperkirakan bahwa sekitar 50% penduduk dunia mengalami infeksi Helicobacter pylori. Namun, angka prevalensi yang lebih pasti belum diketahui karena laporan dari negara-negara berkembang masih terbatas. Selain itu, koleksi data juga menjadi semakin sulit karena sebagian infeksi H. pylori bisa bersifat asimtomatik dan tidak terdeteksi oleh tenaga kesehatan.[1,3,8]
Infeksi H. pylori tidak memiliki predileksi untuk jenis kelamin tertentu. Namun, reinfeksi dilaporkan agak lebih tinggi pada perempuan daripada laki-laki. Populasi dengan status sosioekonomi yang buruk juga lebih rentan mengalami infeksi. Biasanya, infeksi ini diperoleh saat usia anak-anak dan berlangsung secara kronis karena tidak terdeteksi. Di Asia, insiden yang tinggi terutama ditemukan di India dan Bangladesh.[1,3,8]
Indonesia
Beberapa studi pernah memperkirakan bahwa prevalensi infeksi H. pylori adalah sekitar 68%. Akan tetapi, angka ini tidak dapat menggambarkan populasi Indonesia secara keseluruhan karena mayoritas penelitian dilakukan di Jawa.[9]
Untuk menjawab masalah tersebut, suatu studi pada tahun 2015 menggunakan sampel yang besar dan tersebar di seluruh Indonesia. Hasil studi tersebut menemukan bahwa prevalensi infeksi H. pylori adalah 22,1%. Prevalensi paling tinggi ditemukan di suku Papua (42,9%), Batak (40%), dan Bugis (36,7%). Studi ini juga menemukan bahwa kelompok usia 40–49 tahun dan 50–59 tahun adalah kelompok usia dengan prevalensi infeksi tertinggi, yaitu masing-masing 28,4% dan 29,8%.[9]
Mortalitas
Mortalitas akibat infeksi H. pylori tidak diketahui secara pasti dan diperkirakan bersifat minimal, yaitu sekitar 2–4% dari total orang yang terinfeksi oleh H. pylori. Umumnya, kematian bukan terjadi karena infeksi H. pylori itu sendiri, melainkan karena komplikasi yang terjadi. Contoh komplikasi yang dimaksud adalah perforasi ulkus peptikum, kanker gaster, dan limfoma mucosa-associated lymphoid tissue (MALT).[3,10]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur