Pendahuluan Penyakit Celiac
Penyakit celiac (celiac sprue) adalah enteropati usus halus yang sering juga disebut sebagai gluten-sensitive enteropathy. Penyakit ini merupakan kelainan kronis yang ditandai dengan intoleransi terhadap gliadin dalam gluten. Gluten adalah protein yang umum ditemukan dalam makanan sehari-hari, terutama dalam gandum-ganduman.
Etiologi penyakit celiac meliputi kombinasi antara faktor genetik dan respons imun abnormal terhadap faktor lingkungan. Pasien bisa tampak asimtomatik tetapi bisa juga menunjukkan gejala saluran cerna, seperti diare, nyeri perut, mual, muntah, konstipasi, dan penurunan berat badan. Anak-anak dapat mengalami failure to thrive. Gejala ekstraintestinal umumnya terjadi karena malabsorbsi, misalnya anemia, osteoporosis, menarche terlambat, dan kelemahan otot.
Diagnosis dapat dilakukan dengan pemeriksaan serologis, yaitu tes antibodi anti-tissue transglutaminase (IgA TTG) dan antibodi anti-endomysial. Namun, diagnosis umumnya masih perlu dikonfirmasi dengan pemeriksaan baku emas, yaitu biopsi pada mukosa duodenum yang menunjukkan atrofi vili.
Penatalaksanaan utama untuk penyakit celiac adalah diet bebas gluten. Kortikosteroid dikatakan dapat bermanfaat sebagai terapi bagi pasien yang mengalami penyakit celiac refrakter atau gagal merespons diet bebas gluten.[1-3]