Epidemiologi Limfadenopati
Epidemiologi limfadenopati belum diketahui secara pasti. Tiga perempat dari kasus limfadenopati yang diobservasi adalah limfadenopati lokal, dengan lokasi terbanyak di regio kepala dan leher. Limfadenopati lebih sering ditemukan pada pasien pediatrik, dengan penyebab utama infeksi virus dan bakteri. Angka mortalitas limfadenopati berhubungan dengan penyebab keganasan, penyakit autoimun dan HIV.[1,3]
Global
Di Amerika Serikat, estimasi limfadenopati yang dapat dipalpasi pada anak bervariasi antara 38-45 %, dengan penyebab utama infeksi virus dan bakteri.[3]
Di negara-negara industri dan Amerika Serikat, penyebab terbanyak adalah infeksi virus Epstein-Barr, streptococcal pharyngitis dan keganasan. Sedangkan pada negara-negara berkembang di Asia Tenggara termasuk Indonesia, sub sahara Afrika, subkontinen India, penyebab terbanyak limfadenopati luas adalah tuberkulosis, HIV dan parasit.[4]
Penyebab langka limfadenopati ada yang dihubungkan dengan grup etnis tertentu seperti sarkoidosis di Afrika, penyakit Kikuchi-Fujimoto di Asia.[3]
Limfadenopati lebih sering ditemukan pada populasi pediatrik dibanding populasi dewasa dengan infeksi bakteri dan virus merupakan penyebab utama. Limfadenopati akibat keganasan jarang dijumpai pada semua rentang usia, meski demikian perlu dicurigai pada kasus limfadenopati diatas umur empat puluh tahun.[1,4]
Indonesia
Belum tersedia data epidemiologi limfadenopati di Indonesia.
Mortalitas
Mortalitas limfadenopati berhubungan dengan penyebabnya terutama untuk kasus keganasan, penyakit autoimun dan HIV. Di Amerika Serikat, mortalitas limfadenopati terutama disebabkan oleh kasus keganasan seperti leukemia, lymphoma dan neuroblastoma.[3]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja