Edukasi dan Promosi Kesehatan Botulisme
Pada botulisme, edukasi terutama dilakukan terkait kemungkinan gagal napas dan dilakukannya dekontaminasi gastrointestinal pada tipe foodborne, sedangkan promosi kesehatan dilakukan dengan menjaga higienitas dan larangan pemberian makanan tertentu, seperti madu pada bayi berusia <1 tahun.
Edukasi Pasien
Penderita perlu diberikan edukasi terkait progresivitas botulisme yang dialami, di mana gejala dapat menetap hingga selama 1 tahun. Pemantauan secara berkala diperlukan terkait dengan gejala yang dialami oleh penderita. Penderita memerlukan follow-up rutin oleh dokter rehabilitasi medik dan ahli gizi, terkait dengan sekuele berupa paralisis dan kesulitan menelan yang disebabkan oleh botulisme.[3,6]
Pada keadaan tertentu seperti tipe foodborne, dekontaminasi gastrointestinal dengan gastric lavage maupun cathartics perlu diinformasikan kepada pasien untuk membersihkan toksin dan spora. Pada keadaan gagal napas, keluarga perlu diinformasikan untuk kemungkinan dilakukan intubasi.
Pasien asimtomatik yang diputuskan untuk rawat jalan, perlu diedukasi mengenai self monitoring. Self-monitoring yang dimaksud adalah melakukan monitor terhadap tanda dan gejala botulisme, seperti paralisis neuromuskular yang bersifat descending, bilateral dan simetris, serta gejala gastrointestinal nyeri perut, mual, dan muntah. Adanya sesak dan gangguan pernapasan juga termasuk red flags, dimana pasien harus segera kembali ke rumah sakit untuk penanganan segera.[23–27]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengendalikan transmisi penyakit, antara lain:
Mencuci tangan sebelum makan dan mempersiapkan makanan
- Melakukan sterilisasi popok yang bersifat non-disposable dan menghindari pengasuh dengan tangan terluka untuk mengganti popok
- Menghindari konsumsi madu pada anak kurang dari 12 bulan
- Memanaskan makanan hingga suhu mencapai minimal 85OC selama 10 menit
- Tidak mengkonsumsi makanan yang berada pada tempat makan yang sudah mengandung gas (bulging)[3,5]
Vaksinasi
Sampai saat ini, vaksinasi maupun imunisasi untuk pencegahan botulisme pada populasi umum belum disarankan karena jumlah kebutuhan vaksinasi yang tidak banyak, adanya imunogenisitas, serta permasalahan biaya. Penggunaan pentavalent botulinum toxoid masih direkomendasikan pada pekerja laboratorium dan militer yang berisiko tinggi terekspos Botulinum neurotoxin (BoNT).
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli