Epidemiologi Endokarditis
Data epidemiologi menunjukkan bahwa endokarditis paling banyak dikaitkan dengan infeksi. Populasi lansia merupakan populasi yang lebih banyak terkena. Jenis kelamin laki-laki lebih banyak mengalami endokarditis dibandingkan perempuan.[1,4,5]
Global
Pada tahun 2019, insidensi endokarditis infektif diperkirakan mencapai 13,8 kasus per 100.000 penduduk/tahun. Endokarditis infektif banyak terjadi di kelompok usia >65 tahun, di mana usia tua berkaitan dengan peningkatan prevalensi faktor risiko seperti operasi katup prostetik, implan pacemaker di dalam tubuh, penyakit katup jantung, dan hemodialisis. Berdasarkan jenis kelamin, rasio kasus pada laki-laki dan perempuan yaitu 2:1.[1,3,5]
Berdasarkan regio, data tahun 2019 menunjukkan angka insiden endokarditis infektif tertinggi terdapat di regio Asia Timur, yaitu 268.460, diikuti oleh Eropa Barat dengan angka insidensi 136.270, dan Asia Selatan dengan angka insidensi 115.830.
Di Amerika Serikat, insiden mencapai 12,7 kasus per 100.000 penduduk/tahun, di mana >50% pasien berusia di atas 50 tahun. Tingkat rawat inap pada lansia mencapai 3,95 per 10.000 pasien. Endokarditis infektif 3 kali lebih banyak ditemukan pada laki-laki dibandingkan perempuan.[2,5]
Indonesia
Data epidemiologi nasional mengenai endokarditis di Indonesia belum tersedia.
Mortalitas
Pada tahun 2019, tercatat 66.320 kematian akibat endokarditis infektif di seluruh dunia. Rerata mortalitas mencapai 0,87 kematian per 100.000 penduduk. Peningkatan risiko kematian berkaitan dengan usia, komorbiditas, infeksi katup multipel, rekurensi, gagal jantung, dan pengguna narkoba suntik. Tingkat mortalitas secara keseluruhan mencapai 14,5%.[2,3,5]
Native valve endocarditis (NVE) memiliki tingkat mortalitas antara 15-27%. Tingkat mortalitas prosthetic valve endocarditis (PVE) lebih tinggi, yakni mencapai 34%.
Tingkat mortalitas pasien endokarditis infektif yang dirawat inap berkisar antara 15-30%. PVE onset cepat menyumbang mortalitas yang tinggi pada pasien yang dirawat inap. Infeksi Staphylococcus dan gagal jantung diketahui merupakan prediktor tertinggi terhadap mortalitas pasien endokarditis yang dirawat inap.[1,2]
Penulisan pertama oleh: dr. Alexandra Francesca Chandra