Prognosis Endokarditis
Prognosis endokarditis bervariasi bergantung pada derajat virulensi patogen penyebab, komplikasi sekunder, adanya komorbiditas, dan ada tidaknya katup jantung prostetik.[1,3,4]
Komplikasi
Endokarditis dapat menyebabkan gagal jantung, aritmia jantung, emboli, dan berbagai komplikasi neurologi.[1-3]
Gagal Jantung
Inkompetensi katup jantung akut dapat menyebabkan gagal jantung kongestif karena perforasi katup akut, atau karena otot papiler dan korda tendinea yang rentan. Regurgitasi katup mitral atau trikuspidal dapat menyebabkan pembesaran atrium diikuti atrial fibrilasi, disritmia supraventrikular lain, dan blokade atrioventrikular.[1-3]
Emboli
Vegetasi di jantung kanan dapat menyebabkan emboli arteri dengan manifestasi abses pulmonal diseminata, pneumonia, empiema, dan regio fokal infark paru. Komplikasi embolisasi arteri dapat terjadi pada endokarditis akut dan subakut. Selain di arteri, embolisasi juga dapat terjadi di paru, serebri, lien, arteri koroner, ginjal, dan hati.[1,2]
Embolisasi septik dalam mikrosirkulasi vasa vasorum dapat mempercepat degradasi dinding pembuluh darah dan aneurisma mikotik yang biasanya hanya menjadi simtomatik jika ruptur. Aneurisma mikotik dapat terjadi di aorta abdomen, arteri lienalis, arteri koroner, dan arteri pulmonalis.
Gagal ginjal akut dapat terjadi akibat glomerulonefritis yang dimediasi imun atau infark fokal akibat emboli oklusif. Abses dan infark lien, terutama pada infeksi S. aureus, juga dapat terjadi akibat emboli yang terinfeksi. Iskemia mesenterium akut serta perforasi dan nekrosis usus dapat terjadi akibat embolisasi arteri.[1-3]
Komplikasi Intrakardiak
Komplikasi intrakardiak lain yang dapat terjadi antara lain fistula aortokardiak, abses intraventrikular, abses paravalvular, abses miokardium, infark miokard, perikarditis, dan miokarditis.[1,2]
Komplikasi Neurologi
Komplikasi neurologi yang dapat terjadi antara lain stroke iskemik, transient ischemic attack, perdarahan intraserebral dan subaraknoid, meningitis, abses intraserebral, ensefalopati, dan infeksi aneurisma intrakranial. Stroke iskemik dapat disebabkan oklusi arteri serebral akibat vegetasi aorta atau katup mitral yang ter-embolisasi.[1-3]
Prognosis
Prognosis yang baik dapat dicapai dengan diagnosis dini, identifikasi mikroorganisme yang akurat, dan pemberian antimikroba yang tepat. Prediktor prognosis buruk pada pasien endokarditis antara lain:
- Karakteristik pasien: usia tua, endokarditis pada katup prostetik, tidak memungkinkan operasi, dan adanya diabetes melitus
- Komplikasi endokarditis: gagal jantung, komplikasi serebri, syok septik, gagal ginjal
- Mikroorganisme penyebab: Staphylococcus aureus, jamur, dan bakteremia persisten.
- Temuan echocardiography: komplikasi perianular, endokarditis jantung kiri, ukuran vegetasi >10 mm, regurgitasi katup jantung kiri berat, fraksi ejeksi ventrikel menurun, disfungsi katup prostetik, dan disfungsi diastolik berat.[2-4]
Tingkat Kesembuhan Berdasarkan Jenis Endokarditis
Native valve endocarditis (NVE) yang disebabkan S. viridans dan S. bovis memiliki tingkat kesembuhan 98%. Intravenous drug abuse infective endocarditis (IVDAIE) yang disebabkan Enterococcus dan S. aureus memiliki tingkat kesembuhan 90%.
Endokarditis nosokomial yang disebabkan S. aureus memiliki tingkat kesembuhan 60-70%. NVE yang disebabkan organisme aerobik gram negatif memiliki tingkat kesembuhan 40-60%. NVE yang disebabkan jamur memiliki tingkat kesembuhan <50%.
Tingkat kesembuhan prosthetic valve endocarditis (PVE) 10-15% lebih rendah dibandingkan NVE. Intervensi bedah lebih sering diperlukan pada PVE. Secara keseluruhan, tingkat ketahanan hidup jangka panjang setelah terapi endokarditis berkisar antara 85-90% untuk kesintasan 1 tahun, dan 70-80% untuk kesintasan 5 tahun.[2,3]
Rekurensi
Rekurensi dapat terjadi pada pasien endokarditis yang telah sembuh (2-9% kasus). Beberapa faktor risiko terjadinya infeksi berulang antara lain terapi antibiotik tidak adekuat, mikroorganisme resisten, endokarditis yang disebabkan S. aureus dan Enterococcus, infeksi polimikroba pada pengguna narkoba suntik, dan kebersihan oral yang buruk.[2,3]
Penulisan pertama oleh: dr. Alexandra Francesca Chandra