Edukasi dan Promosi Kesehatan Miokarditis
Edukasi pasien miokarditis terutama mengenai prognosis yang tergantung pada etiologi penyakit. Upaya promosi kesehatan dapat berupa pencegahan infeksi virus, di antaranya vaksinasi campak, rubella, gondongan, poliomyelitis, dan influenza.[2,6]
Edukasi Pasien
Pasien miokarditis yang mengalami inflamasi kronis dapat mengalami dilated cardiomyopathy (DCM) dan gagal jantung. Oleh karena itu, pasien harus dimonitor setidaknya setiap 1‒3 bulan. Jika terdapat residu disfungsi atau remodelling kardiak, maka pasien perlu menjalani terapi gagal jantung kronis.[6]
Manajemen dan terapi yang efektif untuk miokarditis sangat penting untuk pencegahan kerusakan otot jantung berat yang bermanifestasi sebagai gagal jantung, bahkan kematian mendadak.[6]
Pada pasien yang berprofesi sebagai atlet atau menyukai kegiatan olahraga kompetitif, harus diedukasi untuk menghindari aktivitas aerobik selama setidaknya 6 bulan.[1,2,14,21]
Upaya Pengendalian Penyakit
Miokarditis dapat disebabkan oleh infeksi atau noninfeksi. Penyebab infeksi umumnya adalah infeksi virus, sehingga mencegah masuknya virus adalah strategi untuk membatasi penyebaran miokarditis virus. Salah satu upaya pencegahan infeksi virus adalah pemberian vaksin, seperti vaksin campak, rubella, gondongan, poliomyelitis, dan influenza.[6]
Sedangkan untuk pencegahan miokarditis noninfeksi, pemahaman yang lebih baik tentang reaksi imunitas atau toksisitas kardiovaskular terkait immune checkpoint inhibitor (ICI) dengan menggunakan model praklinis dapat membantu menentukan strategi pencegahan dan pengobatan pasien.[3]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini