Epidemiologi Tamponade Jantung
Epidemiologi tamponade jantung di Indonesia belum ada, sedangkan di Amerika Serikat adalah 2 kasus/10.000 populasi, di mana 2% kasus disebabkan oleh trauma penetrasi.[4]
Global
Insidensi tamponade jantung di Amerika Serikat adalah 2 kasus per 10.000 populasi. Sekitar 2% kasus disebabkan oleh trauma penetrasi. Pada anak-anak, tamponade jantung lebih sering dialami pada laki-laki dengan rasio 7:3. Pada orang dewasa, tamponade jantung sedikit lebih tinggi pada laki-laki juga, dengan rasio 1,25:1.[4]
Tamponade jantung juga lebih berisiko pada kelompok penderita gagal ginjal stadium akhir, gagal jantung kongestif, tuberkulosis, HIV, penyakit autoimun, atau keganasan.[4]
Indonesia
Belum ditemukan adanya studi epidemiologi mengenai tamponade jantung di Indonesia.
Mortalitas
Risiko mortalitas keseluruhan tamponade jantung bergantung pada kecepatan diagnosis dan tata laksana, serta penyebab dari tamponade. Jika tidak ditata laksana, maka kondisi ini dengan cepat berakibat fatal. Tamponade jantung akibat keganasan adalah penyebab kematian tertinggi, dengan mortalitas 1 tahun mencapai 76,5%.[4]
Jenis keganasan yang paling sering menyebabkan tamponade jantung adalah kanker paru, kanker payudara, kanker esofagus, melanoma, leukemia, dan limfoma.[5]
Mortalitas di rumah sakit akibat tamponade jantung iatrogenik adalah 9%, dalam 30 hari adalah 10%, dan dalam 1 tahun adalah 14,4%. Mortalitas di rumah sakit terbanyak disebabkan oleh prosedur transcatheter aortic valve implantation (TAVI), endomyocardial biopsy (EMB), dan temporary pacing electrode (TPE).[10]
Drainase subxiphoid perkutan gawat darurat merupakan prosedur menyelamatkan nyawa yang dapat dilakukan di samping tempat tidur pasien. Ketika dilakukan dalam kondisi gawat darurat, prosedur ini berhubungan dengan angka mortalitas mencapai 4% dan angka komplikasi 17%.[4]