Epidemiologi Keracunan Merkuri
Data epidemiologi menunjukkan bahwa kejadian keracunan merkuri secara global umumnya bersifat sporadik. Adanya penambangan merkuri dapat menyebabkan kontaminasi pada air ataupun tanah, yang dapat menimbulkan kontaminasi pada tanaman atau ikan yang dikonsumsi manusia. WHO memasukkan merkuri sebagai salah satu dari 10 produk kimiawi yang menjadi masalah kesehatan publik utama.[6,10]
Global
Paparan terhadap merkuri dalam jumlah besar terjadi secara sporadis. Misalnya pada awal tahun 1970, terjadi keracunan merkuri massal di Irak ketika hampir 95.000 ton biji gandum terkontaminasi metilmerkuri. Pada tahun 2013, Amerika Serikat melaporkan 1.300 kasus paparan terhadap merkuri dengan 24 di antaranya mengalami efek signifikan.
Kasus kontaminasi merkuri yang paling terkenal terjadi di Teluk Minamata, Jepang, ketika merkuri dibuang pada teluk tersebut dan menyebabkan masyarakat setempat mengalami keracunan akibat konsumsi ikan yang mengandung merkuri tinggi.[1,3]
Indonesia
Belum ada data epidemiologi keracunan merkuri di Indonesia.
Mortalitas
Intoksikasi fulminan akut terhadap metilmerkuri dapat mengakibatkan koma dan kematian. Toksisitas yang tertunda juga dapat terjadi, yakni gejala berkembang dalam beberapa bulan setelah penyerapan dimetilmerkuri melalui kulit. Keracunan merkuri juga bisa menyebabkan gejala sisa, berupa gangguan kognitif dan emosional, yang bisa berkurang seiring waktu maupun bertahan selama beberapa dekade setelah paparan merkuri anorganik.[1,3]