Patofisiologi Hemangioma Infantil
Patofisiologi hemangioma infantil masih belum sepenuhnya dimengerti. Hemangioma infantil terbentuk dari stem sel dengan potensi proliferasi. Stem sel tersebut dapat berdiferensiasi menjadi stem sel neuroglial, sel endotel progenitor (menjadi sel endotel), stem sel hematopoietik (menjadi eritrosit dan sel myeloid), dan stem sel mesenkim (menjadi perisit dan adiposit).[1]
Teori Stem Sel
Secara embrionik, plasenta diyakini berasal dari stem sel yang memicu pertumbuhan hemangioma infantil melalui ekspresi marker plasenta pada sel endotel, seperti muscle glucose transporter 1 (GLUT-1), reseptor γF, merosin, antigen Lewis-Y, dan iodothyronine deiodinase tipe 3.
Penelitian lain juga menunjukkan bahwa stem sel yang bertanggung jawab atas hemangioma infantil berasal dari inti sel vili mesenkim korionik plasenta. Stem sel tersebut kemudian mengalami emboli pada tahap awal kehidupan janin.[1]
Disregulasi Vaskulogenesis
Ada pandangan lain yang menyatakan bahwa hemangioma infantil muncul akibat ketidakseimbangan dalam proses vaskulogenesis dan angiogenesis. Vaskulogenesis adalah pembentukan pembuluh darah baru dari sel induk, sementara angiogenesis adalah pembentukan pembuluh darah baru dari pembuluh darah yang sudah ada.
Pemicu dari ketidakseimbangan ini adalah hipoksia, di mana kondisi kekurangan oksigen memicu ekspresi faktor angiogenik seperti gen vascular endothelial growth factor (VEGF). Ekspresi ini terjadi dengan menginduksi transkripsi VEGF melalui jalur hypoxia-inducible factor-1 alpha (HIF-1 alpha). Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa tidak ada perubahan yang signifikan pada tahap ini jika dibandingkan dengan hypoxia-inducible factor-2 alpha (HIF-2 alpha).[6]
HIF-2 alpha memainkan peran penting dalam regulasi pada fase proliferatif dan akan berkurang seiring berjalannya waktu. Berdasarkan mekanisme ini, HIF-2 alpha lebih mungkin menjadi faktor penginduksi gen VEGF jika dibandingkan dengan HIF-1 alpha. Kondisi hipoksia yang berkelanjutan dapat menurunkan kadar HIF-1 alpha dan menyebabkan akumulasi serta stabilisasi mRNA dari endothelial PAS domain-containing protein 1 (EPAS1), yang mengkode faktor transkripsi HIF-2 alpha.[6]
Dukungan terhadap adanya kondisi hipoksia pada tahap awal perkembangan hemangioma infantil ditemukan pada penurunan mRNA enzim aldehyde dehydrogenase 1 (ALDH1A1) pada fase proliferasi, yang cenderung lebih rendah pada kondisi hipoksia.[6]
Sistem Renin-Angiotensin
Hipotesis lain, yaitu teori sistem renin-angiotensin, mengemukakan bahwa proliferasi hemangioma infantil dari derivat sel blast diinduksi oleh angiotensin II, dan distimulasi secara tidak langsung oleh kadar renin yang tinggi. Renin mengubah angiotensin menjadi AT I yang akan meningkatkan kadar AT II.[4]
Teori ini didukung oleh tingginya kadar renin pada janin dan pada pasien yang berisiko tinggi mengalami hemangioma infantil, serta ekspresi enzim konversi angiotensin dan reseptor AT II pada endotel proliferasi hemangioma infantil.[4]
Mekanisme β-adrenergic blockers, termasuk percepatan involusi hemangioma infantil, dapat berhubungan dengan terhambatnya β1-adrenergic reseptor pada ginjal, sehingga menghambat pelepasan renin.[4]
Perjalan Penyakit Hemangioma Infantil
Perjalanan penyakit hemangioma infantil terdiri dari fase proliferatif dan involutif. Hemangioma infantil biasanya mulai muncul dalam minggu pertama kehidupan, namun lesi prekursor terkadang tampak sejak lahir.[1]
Pada fase proliferatif awal, karakteristik yang muncul adalah pertumbuhan yang cepat dalam 3–5 bulan pertama, dan memuncak di antara 5–8 minggu. Di akhir fase proliferatif, hemangioma infantil telah mencapai 80% ukuran akhir. Fase proliferatif akhir memiliki karakteristik pertumbuhan lambat dan akan selesai pada usia 9–12 bulan. Pada beberapa kasus, pertumbuhan dapat berlangsung hingga 36 bulan.[1]
Fase berikutnya adalah fase involusi yang dimulai sekitar usia 12 bulan dan akan menetap hingga usia 3–9 tahun. Pada tahapan involusi, sekitar 69% pasien memiliki residu. Secara umum, hemangioma infantil yang lebih dalam memiliki onset yang lebih lambat dan durasi pertumbuhan yang lebih lama.[1]