Pendahuluan Inkompatibilitas ABO
Inkompatibilitas ABO adalah reaksi yang timbul ketika seseorang mendapat transfusi darah dari donor dengan golongan darah yang berbeda. Kondisi ini juga bisa timbul pada bayi yang lahir dari ibu dengan golongan darah berbeda, sebagai akibat dari reaksi imun. Inkompatibilitas ABO juga bisa muncul akibat transplantasi organ.
Secara garis besar, inkompatibilitas ABO terjadi akibat adanya ikatan antibodi plasma dengan antigen sel darah merah. Reaksi ini dapat terjadi pada kasus transfusi darah, kehamilan, dan transplantasi organ. Etiologi inkompatibilitas ABO secara garis besar adalah munculnya reaksi ikatan antibodi dan antigen karena golongan darah yang tidak kompatibel.[1–3]
Reaksi inkompatibilitas ABO dapat bermanifestasi sebagai gejala yang tidak mengancam nyawa mau pun mengancam nyawa. Gejala yang tidak mengancam nyawa dapat berupa demam non-hemolitik, urtikaria primer, atau hipotensi primer. Pada kondisi yang mengancam nyawa, reaksi yang muncul dapat berupa reaksi anafilaksis, acute hemolytic transfusion reactions (AHTR), dan transfusion-related acute lung injury (TACO).[1,3,4]
Pada kehamilan, hemolytic disease of newborn (HDN) merupakan kondisi yang paling sering terjadi akibat inkompatibilitas ABO. Selain itu, inkompatibilitas ABO juga dapat muncul setelah transfusi darah. Adapun bentuk inkompatibilitas ABO yang lainnya yaitu dalam proses transplantasi organ, di mana penyebab terjadinya sedikit berbeda yaitu merupakan reaksi hiperakut karena adanya antibodi yang telah terbentuk sebelum proses transplantasi pada penerima donor, mengikat antigen sel-sel donor.[1–5]
Penatalaksanaan inkompatibilitas ABO bergantung pada derajat keparahan reaksi yang muncul. Pada kondisi yang tidak mengancam nyawa, terapi simptomatik seperti antipiretik dan antihistamin dapat diberikan. Sementara pada kondisi reaksi hemolisis akut pascatransfusi, penghentian transfusi segera merupakan terapi utama. Penanganan disertai dengan pemberian oksigen serta terapi suportif lainnya sesuai dengan gejala yang muncul.[1,3,4]
Penulisan pertama oleh: dr. Tyagita Khrisna Ayuningtias