Pendahuluan Micropenis
Micropenis atau microphallus adalah kondisi panjang penis di bawah rerata ketika diregangkan, atau kurang dari 2,5 SD (standar deviasi). Micropenis umumnya ditemukan pada anak dan dapat berdiri sendiri atau disertai kelainan/sindrom penyakit tertentu, seperti gangguan hormon sistemik, kelainan genetik, atau kelainan lain yang bersifat kompleks.
Etiologi micropenis secara garis besar dapat dibagi menjadi hipogonadisme hipogonadotropik, hipogonadisme hipergonadotropik, insensitivitas androgen, defisiensi 5-á reduktase, dan idiopatik.[1-3]
Diagnosis micropenis dapat ditegakkan melalui pemeriksaan genitalia, dengan melakukan pengukuran panjang penis dengan benar. Etiologi micropenis perlu ditelusuri dengan melakukan pemeriksaan penunjang, seperti pemeriksaan hormon testosteron, dihidrotestosteron, follicle stimulating hormone (FSH), luteinizing hormone (LH), inhibin B, hormon antimullerian, hormon pada aksis tiroid, karyotype, USG pelvis, dan MRI otak.
Penatalaksanaan micropenis bertujuan untuk menormalkan fungsi seksual, memperbaiki tampilan fisik penis, dan menormalkan fungsi miksi pada posisi berdiri.
Penatalaksanaan micropenis terbagi menjadi dua, yaitu terapi hormonal dan pembedahan. Terapi hormonal merupakan terapi yang banyak digunakan. Apabila terapi hormonal yang adekuat tidak dapat menghasilkan perbaikan ukuran penis, maka pembedahan dapat dipertimbangkan.[1-5]