Prognosis Dislokasi Temporomandibular Joint (TMJ)
Prognosis dari dislokasi temporomandibular joint/TMJ atau dislokasi mandibula arah anterior umumnya baik, sedangkan dislokasi TMJ superior dapat disertai fraktur maxillofacial, kontusio serebri, dan hematoma intrakranial. Kondisi ini berkaitan dengan mortalitas dan morbiditas yang signifikan. Risiko kerusakkan pada struktur pembentuk TMJ meningkat dengan dislokasi TMJ kronis dan rekuren.[1,6,7]
Komplikasi
Komplikasi dislokasi TMJ dapat terjadi secara langsung maupun karena tindakan reduksi.
Komplikasi Iatrogenik Dislokasi TMJ
Komplikasi iatrogenik dari penatalaksanaan dislokasi TMJ, antara lain:
- Kerusakan ligamen, fraktur avulsi, hingga faktur mandibula karena proses reduksi dengan tekanan yang berlebihan
- Injeksi toksin botulinum dapat menyebabkan perdarahan, injeksi intravaskular, difusi pada jaringan sekitar TMJ, disfagia, dan toxin-induced velopharyngeal insufficiency[1,4,6]
Komplikasi Langsung Dislokasi TMJ
Komplikasi paling sering dislokasi TMJ adalah instabilitas mandibula, yang pada akhirnya berisiko rekurensi. Dislokasi TMJ akut dan anterior umumnya tidak memberikan komplikasi yang bermakna, tetapi berisiko rekurensi.
Sedangkan dislokasi TMJ posterior dapat disertai dengan trauma ke arah mastoid dengan komplikasi cedera kanalis akustikus eksterna, sehingga kanal menyempit dan berisiko gangguan pendengaran sampai dengan tuli. Cedera saraf kranial VII dan VIII, kerusakan arteri karotis dengan kontusio serebri, dan hematoma intrakranial dapat terjadi pada dislokasi TMJ ke arah superior.
Komplikasi dislokasi TMJ kronis dan rekuren meliputi kerusakan ligamen, kapsul sendi (capsular weakness), dan internal derangement yang dapat menyebabkan kelainan sendi degeneratif.[1,4,6,12]
Prognosis
Prognosis dari dislokasi temporomandibular joint (TMJ) akut umumnya baik karena jarang diikuti oleh komplikasi jangka panjang. Meski demikian, pasien yang pernah mengalami dislokasi TMJ lebih berisiko untuk mengalami dislokasi TMJ rekuren di kemudian hari.
Dislokasi mandibula anterior akut memiliki prognosis terbaik karena hanya sebagian kecil yang berkembang menjadi dislokasi berulang. Sementara itu, dislokasi lateral sering dikaitkan dengan fraktur dan sering memerlukan reduksi terbuka.
Pada kasus dislokasi TMJ posterior, seringkali diperlukan fiksasi kanalis akustikus eksterna dan berisiko gangguan pendengaran sampai dengan tuli. Dislokasi superior dan dislokasi yang tidak dapat direduksi dengan pendekatan nonbedah telah dikaitkan dengan kerusakan saraf kranial dan struktur otak di sekitarnya.
Pada pasien pediatrik, dislokasi TMJ dapat menyebabkan asimetri wajah dan perkembangan ramus mandibula yang kurang baik.[1,4,6]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli