Etiologi Kista Dentigerous
Etiologi kista dentigerous belum diketahui secara jelas. Walaupun kista dentigerous relatif umum ditemui, tetapi penyebab pastinya masih menjadi area penelitian yang terus berkembang. Beberapa teori penyebab kista dentigerous adalah abnormalitas odontogenesis, genetik, trauma dan infeksi, obstruksi dan eruptive forces, serta kelainan pertumbuhan gigi desidui.[3-5]
Abnormalitas dalam Odontogenesis
Kista dentigerous merupakan hasil dari proses odontogenesis yang mengalami gangguan. Interaksi kompleks antara epitel oral dan jaringan mesenkim menjadi kunci dalam pembentukan gigi normal. Namun, ketidaknormalan dalam proses ini dapat menyebabkan kelainan dalam folikel gigi, yang pada gilirannya dapat memicu terbentuknya kista dentigerous.[3-5]
Faktor Genetik
Beberapa penelitian mendukung peran faktor genetik dalam pembentukan kista dentigerous. Polimorfisme gen dapat mempengaruhi perkembangan normal folikel gigi sehingga meningkatkan risiko terjadinya kista. Identifikasi faktor genetik ini dapat memberikan wawasan baru dalam pemahaman etiologi kista dentigerous.[3-5]
Trauma dan Infeksi
Trauma pada gigi atau area sekitarnya, baik yang terjadi pada masa perkembangan gigi atau sebagai respons terhadap cedera mekanis, dapat menjadi pemicu pembentukan kista dentigerous. Sementara, infeksi folikel gigi juga dapat mengganggu perkembangan normal folikel dan menyebabkan perubahan patologis yang mengarah pada pembentukan kista.[3-5]
Obstruksi dan Eruptive Forces
Ketika gigi yang terimpaksi berusaha untuk erupsi, tekanan eruptif yang dihasilkan oleh gigi tersebut dapat menyebabkan terjadinya obstruksi aliran pembuluh darah vena. Hal ini dapat menginduksi transudasi cairan dari pembuluh darah ke dalam jaringan sekitarnya, dan berkontribusi pada pembentukan kista dentigerous.[3-5]
Kelainan Pertumbuhan Gigi Desidui
Beberapa teori mengungkapkan adanya hubungan antara kelainan pertumbuhan gigi desidui dengan terjadinya kista dentigerous. Inflamasi pada area periapikal yang persisten pada gigi desidui dapat menyebabkan iritasi kronis pada folikel gigi permanen, sehingga dapat menginisiasi terjadinya pembentukan kista dentigerous.[3-5]