Etiologi Kram Otot Kaki
Etiologi kram otot kaki bisa diakibatkan penyakit-penyakit tertentu seperti pada penyakit saraf dan penyakit metabolisme. Kram juga bisa berhubungan dengan aktivitas fisik dan efek samping obat. Beberapa kejadian kram kadang juga tidak bisa dijelaskan penyebabnya.
Kram Tanpa Penyebab yang Jelas
Kram otot kaki terutama gastrocnemius pada malam hari yang sering terjadi pada usia tua sangat mengganggu karena sering membuat terbangun dimalam hari, dan penyebabnya belum diketahui. Kemungkinan diakibatkan efek sekunder dari hilangnya neuron motorik ringan yang mempersarafi otot-otot tersebut yang terjadi secara lambat dan progresif.
Walaupun penyebabnya belum diketahui, faktor risiko kram di malam hari ini sering dikaitkan dengan kelainan struktural kaki seperti flat feet, berdiri di waktu yang lama, serta salah posisi saat tidur.[3,19]
Kram pada Kelainan Lower Motor Neuron (LMN)
Berbagai penyakit dengan kelainan lower motor neuron (LMN) yang menyebabkan kejadian kram antara lain amyotrophic lateral sclerosis (ALS), pasca poliomielitis, neuropati motorik multifokal, cedera saraf perifer, kompresi akar saraf, dan polineuropati.
Baru-baru ini, studi neuromuscular junction (NMJ) pada hewan maupun manusia dengan ALS menunjukkan perubahan mencolok pada NMJ terutama pada saraf motorik distal. Hal ini menjadi faktor kenapa kram lebih sering muncul pada saraf terminal.[7]
Kram pada Masalah Metabolisme
Kehamilan trimester ketiga dikaitkan dengan kram kaki hingga 30%. Perbedaan antara wanita hamil dengan dan tanpa kram belum dikenali, penyebabnya tidak diketahui, tetapi mungkin sebagai efek sekunder dari perubahan metabolik yang terkait dengan kehamilan.
Namun, kram pada trimester ketiga kehamilan juga bisa karena efek sekunder distorsi NMJ karena produk sampingan dari retensi cairan dan kelemahan sendi yang menyertai tahap akhir kehamilan.[8]
Gangguan endokrin seperti pada penyakit tiroid dan hipoadrenalisme mungkin berhubungan dengan kram. Di antara pasien hipotiroid, 20% – 50% mengeluh nyeri otot atau kram.
Ada tiga fenomena gejala “kram” pada pasien hipotiroid; pertama adalah perlambatan relaksasi otot dan melambatnya refleks; kedua adalah adanya myoedema, yang merupakan kontraksi otot lokal yang disebabkan oleh iritasi mekanis atau distorsi otot; ketiga adalah kram nyata berupa kontraksi otot involunter tiba-tiba yang menyakitkan.[8]
Pada penderita diabetes, timbulnya kram berhubungan dengan adanya neuropati dan hipereksitabilitas saraf perifer. Diabetes tipe 1 memiliki persentase kram yang lebih rendah (sekitar 60%) dibandingkan dengan diabetes tipe 2 (sekitar 80%).
Pada diabetes tipe 2, nefropati merupakan faktor lain yang menyebabkan kram. Kemungkinan penyebab kram lainnya pada penderita diabetes terkait dengan perubahan vaskularisasi perifer yang menimbulkan iskemia dan kram.
Kram Akibat Aktivitas Fisik
Kram sering dikaitkan dengan olahraga, terutama pada individu yang memulai program olahraga baru. Kadang kram dapat terjadi saat latihan, tetapi lebih sering terjadi saat istirahat setelah latihan.
Kram juga sering terjadi pada olahraga dengan intensitas tinggi, kejadian kram ini mungkin efek sekunder dari dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, atau akumulasi metabolit di otot.[2,4]
Kram Akibat Efek Obat
Banyak obat yang menyebabkan miopati, seperti statin (penghambat HMG-CoA yang menurunkan kadar kolesterol), beta agonis adrenergik seperti albuterol dan terbutaline, dan clofibrate, yang sering menyebabkan nyeri otot.
Obat golongan diuretik seperti furosemid dan thiazide juga berhubungan dengan kram, mungkin sebagai akibat dari efek penurunan volume cairan tubuh dan ketidakseimbangan elektrolit.[8]
Faktor Risiko
Risiko yang dapat meningkatkan kejadian kram otot kaki:
- Kurangnya fleksibilitas dan kekuatan otot
- Kurang pemanasan dan pendinginan saat berolahraga
- Pengobatan hormon
- Bertambahnya usia
- Dehidrasi
- Riwayat kram otot di lokasi yang sama[3]