Patofisiologi Kram Otot Kaki
Patofisiologi kram otot kaki bisa dijelaskan berdasarkan gambaran aktivitas listrik dari otot terkait. Gambaran elektromiogram (EMG) otot yang mengalami kram akan sangat berbeda dengan aktivitas kontraksi otot biasa.[3,6]
Beberapa studi pemeriksaan EMG pada kram otot menunjukkan bahwa kram timbul dari pelepasan spontan saraf motorik didalam otot itu sendiri. Beberapa kekhasan hasil EMG pada kram otot adalah:
- Hasil EMG selama kram otot kaki menunjukkan lonjakan potensial aksi berulang pada unit motorik yang terjadi spontan pada frekuensi tinggi. Karakteristik ini sangat tidak mungkin dijumpai pada aktivitas kontraksi otot biasa
- EMG selama kram otot juga menunjukkan fasikulasi baik pada awal maupun akhir kram. Fasikulasi yang timbul berasal dari saraf perifer
- Kram dikaitkan dengan kehilangan atau kerusakan lower motor neuron (LMN), yang tidak terjadi pada penyakit otot[6]
Jadi jelas bahwa penyebab kram berasal dari saraf motorik. Pelepasan potensial aksi pada frekuensi tinggi yang merupakan karakteristik kram otot bisa didorong oleh sistem saraf pusat atau dihasilkan secara spontan di dalam sistem saraf tepi.[3,6]
Teori sentral pada kram didukung oleh studi EMG tahun 1957 oleh Norris dan rekan. Ketika subjek normal dirangsang kram dengan menginduksi kontraksi kuat pada otot yang sudah memendek, mereka melihat aktivasi sinkron dari unit motorik yang berbeda, menunjukkan pemicu dari proksimal yang sangat mungkin dari sentral.
Selain itu, kejadian kram yang berkurang akibat kontraksi volunter dari otot antagonis, menunjukkan inhibisi refleks tulang belakang akibat manuver yang diduga dimediasi secara sentral.[3,14]
Teori perifer kram didukung oleh Denny-Brown, salah satu pelopor elektromiografi, teori ini muncul akibat pengamatan bahwa kram dimulai sebagai fasikulasi lokal dan menyebar ke daerah otot yang berdekatan, serta bentuk fasikulasi yang muncul bisa bervariasi.
Jika asal kram adalah dari sentral, dia berpendapat semestinya karakteristik kontraksi kram haruslah konsisten dan memiliki bentuk yang sama, tetapi karena fasikulasi menyebar ke daerah otot yang berdekatan, dia berpendapat bahwa kram berasal dari saraf terminal intramuskular.[7,15]
Studi lain oleh Lambert memberikan bukti yang jelas bahwa kram berasal dari perifer. Studi ini merangsang kram pada sukarelawan dengan menstimulasi berulang saraf perifer distal sampai terjadi blok saraf total.
Studi lain oleh Bertolasi mengkonfirmasi pengamatan Lambert dan menggunakan paradigma penelitian tersebut untuk mempelajari efek pemanjangan otot pada kram.[17,18]
Peregangan otot menyebabkan penghentian tiba-tiba kram baik yang disebabkan oleh kontraksi volunter otot yang memendek atau dengan stimulasi listrik blok saraf distal. Teori pemanjangan otot yang dapat menghentikan kram ini semakin mendukung teori perifer pada kejadian kram.[3]