Edukasi dan Promosi Kesehatan Hiperkalemia
Edukasi dan promosi kesehatan hiperkalemia meliputi pengaturan pola makan rendah kalium dan menghindari obat-obatan yang dapat meningkatkan kadar kalium.
Edukasi Pasien
Edukasi pasien yang mengalami hiperkalemi dilakukan dengan membatasi asupan kalium, baik dari diet maupun yang disebabkan karena obat-obatan seperti golongan renin-angiotensin-aldosterone system inhibitor (RAASi) dan spironolactone. Membatasi asupan kalium merupakan langkah penting bagi pasien yang berisiko menderita hiperkalemia, misalnya mereka yang memiliki penyakit ginjal kronis.
Makanan yang memiliki konsentrasi kalium tinggi antara lain pisang, melon, semangka, alpukat, tomat, kentang, susu, yogurt, lentil, dan sebagian besar kacang-kacangan. Makanan ini memiliki lebih dari 200 mg kalium per porsi dan sebaiknya dihindari atau dimakan dalam porsi yang sangat kecil.[24,25]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Terdapat beberapa hal yang dapat membantu pencegahan hiperkalemia:
- Hindari episode puasa, yang dapat meningkatkan pergerakan kalium keluar dari sel karena sekresi insulin yang berkurang. Pasien dengan gagal ginjal stadium akhir nondiabetes yang menjalani operasi elektif direkomendasikan untuk mendapat larutan glukosa parenteral saat berpuasa semalaman.
- Jika memungkinkan, hindari obat yang meningkatkan konsentrasi kalium serum. Jika tetap harus digunakan, maka pemantauan kadar kalium serum dan laju filtrasi glomerulus harus dilakukan secara berkala[6,26]
Contoh obat yang mempengaruhi kadar kalium adalah captopril, ramipril, dan candesartan.[3,7]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli