Etiologi Hiperkalemia
Etiologi hiperkalemia didasari oleh 3 hal, yaitu peningkatan asupan kalium, gangguan distribusi kalium intrasel dan ekstrasel, ataupun gangguan ekskresi kalium.
Tiga hal yang mendasari hiperkalemia tersebut bisa didapat dari:
- Gangguan sistem ekskresi ginjal yang diakibatkan oleh penurunan laju filtrasi glomerulus atau penurunan sekresi pada tubulus distal nefron
- Gangguan sistem renin angiotensin yang dipicu oleh efek hormon (seperti aldosteron), atau akibat inhibisi secara farmakologis oleh obat
- Defisiensi insulin
- Asidosis
- Kerusakan jaringan yang dapat melisiskan sel, seperti pada kasus luka bakar, rhabdomyolysis, dan trauma[1,8]
Faktor Risiko
Beberapa penyakit penyerta dan penggunaan obat dapat menginduksi hiperkalemia. Pasien dengan riwayat gagal ginjal, diabetes, atau gagal jantung lebih berisiko untuk terkena hiperkalemia. Obat obatan yang dapat memicu terjadinya hiperkalemia antara lain captopril, ramipril, candesartan, mineralocorticoid receptor antagonist (MRA), dan K+ sparing diuretic seperti spironolactone.
Gagal Ginjal
Gagal ginjal akut maupun kronik merupakan faktor risiko hiperkalemia karena dapat menyebabkan gangguan sekresi kalium. Sebuah meta analisis menunjukkan bahwa risiko hiperkalemia akan terkait dengan laju filtrasi glomerulus. Penurunan laju filtrasi glomerulus hingga 15 ml/menit meningkatkan risiko terjadinya hiperkalemia hingga 2 kali lipat.[12]
Diabetes Mellitus
Pasien dengan diabetes mellitus berisiko mengalami hiperkalemia karena keadaan hipoaldosteronisme hiporeninemik yang berhubungan dengan berkurangnya kemampuan untuk memindahkan kalium ke ruang intraseluler dan gangguan ekskresi ginjal.[11,13]
Gagal Jantung
Pasien gagal jantung mengalami peningkatan risiko hiperkalemia karena penyakit itu sendiri, komorbiditas yang dimiliki, serta terapi yang dikonsumsi.[3]
Obat-obatan
Berikut obat obatan yang dapat menginduksi hiperkalemia:
- Mengganggu sinyal aldosteron, seperti penyekat beta, obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), Angiotensin converting enzyme inhibitors (ACEI), angiotensin receptor blocker (ARB), heparin, ketoconazole, spironolactone
- Mengganggu reabsorpsi natrium distal, seperti amilorid, triamterene, trimethoprim
- Mempengaruhi perpindahan kalium dalam sel, seperti agonis alfa, digoxin, succinylcholine, isofluran, minoksidil, somatostatin, dan mannitol
- Memiliki kandungan kalium yang tinggi, seperti penicillin intravena[8,11,14]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli