Pendahuluan Pyelonephritis
Pyelonephritis atau pielonefritis adalah penyakit infeksi pada saluran kemih bagian atas, khususnya pada bagian parenkim dan pelvis ginjal. Etiologi utama penyebab pyelonephritis adalah Escherichia coli.
Pyelonephritis biasanya berawal dari infeksi saluran kemih bagian bawah yang tidak tertatalaksana dengan baik, sehingga infeksi menjalar sampai ke ginjal. Terdapat sekitar 10–25 juta kasus pyelonephritis setiap tahunnya di dunia.
Diagnosis pyelonephritis biasanya ditandai dengan adanya nyeri tumpul pada bagian pinggang (flank pain), mual dan muntah, dan demam. Diagnosis pyelonephritis ditegakkan berdasarkan hasil kultur urine.
Penatalaksanaan pyelonephritis dimulai dengan penentuan apakah pasien harus dirawat inap atau tidak. Pasien yang tidak memiliki indikasi klinis rawat inap dapat diobservasi di IGD selama 24 jam untuk dilihat apakah ada perbaikan klinis. Pasien yang menunjukkan perbaikan klinis dapat dipulangkan. Sebaliknya, pasien yang tidak menunjukkan perbaikan klinis atau menunjukkan tanda-tanda seperti dehidrasi dan instabilitas hemodinamik harus dirawat inap.
Penatalaksanaan pyelonephritis melibatkan tiga pilar:
- Terapi suportif: hidrasi dan pemberian obat simtomatik
- Terapi antibiotik: bergantung pada kemungkinan organisme penyebab
- Kontrol sumber: evaluasi 24-48 jam setelah terapi
Antibiotik yang dapat diberikan untuk pyelonephritis misalnya golongan penisilin seperti amoxicillin atau golongan fluorokuinolon seperti ciprofloxacin.
Prognosis pasien ditentukan oleh adanya kehamilan atau komorbid penyakit seperti diabetes mellitus. Pasien hamil memiliki angka relaps yang tinggi, mencapai 50% sedangkan pasien dengan komorbid memiliki durasi rawat inap dan tingkat mortalitas yang lebih tinggi. [1-3]