Etiologi Cerebral Palsy
Etiologi cerebral palsy adalah abnormalitas otak atau jejas otak yang bersifat permanen pada masa prenatal, perinatal, atau pada tahun-tahun awal kehidupan anak. Jejas yang terjadi bersifat non-progresif. Penyebab jejas ini seringkali bersifat multifaktorial, misalnya faktor-faktor yang menyebabkan asfiksi selama proses melahirkan, perdarahan serebral, atau infeksi.
Berikut ini adalah beberapa etiologi cerebral palsy:
- Etiologi prenatal: malformasi otak kongenital, infeksi intrauteri, stroke intrauteri, abnormalitas kromosom, penyalahgunaan zat pada ibu, intrauterine growth restriction (IUGR), dan gangguan vaskuler plasenta
- Etiologi perinatal: cedera hipoksik-iskemik, infeksi sistem saraf seperti tetanus, stroke, kernikterus, abrupsio plasenta, korioamnionitis, dan asfiksia.
- Etiologi post natal: trauma, infeksi sistem saraf pusat seperti meningitis, ataupun cedera anoksik misalnya akibat kejang berkelanjutan.[1,3,5,6]
Faktor Risiko
Salah satu faktor risiko signifikan cerebral palsy adalah prematuritas. Komplikasi akibat prematuritas yang bisa menyebabkan timbulnya cerebral palsy mencakup leukomalasia periventrikular, perdarahan intraventrikular, dan infark paraventrikular.[1,3]
Faktor risiko lain adalah kehamilan multipel (kembar), IUGR, penyalahgunaan zat oleh ibu, adanya preeklampsia, korioamnionitis, abnormalitas plasenta, aspirasi mekonium, hipoglikemia perinatal, berat badan lahir rendah, dan kerentanan genetik.[1,3,5,7]
Tabel 1. Faktor Risiko Cerebral Palsy
Prekonsepsi | Prenatal | Perinatal | Masa Neonatal dan Bayi | |
Kelainan sistemik pada ibu | Perdarahan vagina | Kelahiran prematur | Sindrom distress respirasi | |
Penyalahgunaan zat | Abnormalitas plasenta | Sectio caesarea | ||
Abrupsio plasenta | Penggunaan vakum | Penggunaan pernapasan berbantuan | ||
Malnutrisi ibu | Penggunaan tokolitik | Penggunaan forsep | ||
Keracunan | Kehamilan multipel | Persalinan posterm | Infeksi otak atau sistemik | |
Infeksi | Infeksi intrauterine | Induksi persalinan | ||
Gangguan fertilitas | Gangguan denyut jantung janin | Kala 2 memanjang | Hiperbilirubinemia | |
IUGR | Asfiksia | Hipoglikemia | ||
Riwayat abortus spontan | Hipoksia intrauterin | Sindrom aspirasi mekonium | Hipotiroksinemia | |
Ketuban pecah dini | Perdarahan intrakranial | |||
Gangguan sistem imunitas selama kehamilan | Oligohidramion dan polihidramnion | |||
Kejang neonatal |
Sumber: dr. Bedry Qintha, Alomedika, 2024.[17]
Penulisan pertama oleh: dr. Adrian Prasetio