Edukasi dan Promosi Kesehatan Dementia
Edukasi dan pencegahan dementia sebaiknya dijelaskan oleh dokter kepada pasien, keluarga, dan caregiver. Edukasi dilakukan untuk menjelaskan cara merawat pasien dementia. Sedangkan promosi kesehatan bertujuan untuk pencegahan dementia dengan cara menghindari dan mengobati faktor risiko.[20]
Edukasi
Untuk kasus dementia, dokter sebaiknya memberikan edukasi kepada keluarga dan caregiver mengenai cara untuk merawat pasien, yaitu:
- Menggunakan bahasa yang sederhana untuk berkomunikasi dengan pasien
- Membuat rutinitas harian, misalnya makan, mandi, tidur, dan lain-lain. Bantu pasien agar dapat melakukan kegiatan harian secara mandiri
- Untuk reorientasi, dapat digunakan gambar, tanda, kalender, foto keluarga, dan jadwal harian
- Tidak mengkonfrontasi tindakan atau pemikiran pasien yang salah karena dapat memicu pasien untuk melakukan tindakan yang tidak diinginkan. Sebaiknya ganti subjek pembicaraan atau memberitahu kebenaran secara persuasi.
- Lingkungan rumah dibuat agar aman, misalnya tidak meletakkan peralatan elektronik di toilet, menyimpan benda berbahaya di lemari yang dikunci, dan lain-lain. Sebaiknya, tidak melakukan perubahan yang besar di lingkungan rumah
- Pasien dementia dapat mengalami cedera, luka bakar, atau kebakaran jika memasak dengan kompor. Sebaiknya, ganti metode memasak menggunakan microwave oven sehingga lebih aman untuk pasien
Merawat pasien dementia kadang melelahkan. Oleh karena itu, dokter perlu memberikan dukungan pada keluarga dan caregiver.[17,20]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Pencegahan dementia dilakukan dengan menghindari dan mengobati faktor risiko. Pasien juga disarankan untuk menjalani gaya hidup sehat dengan menjaga pola makan, melakukan aktivitas fisik secara rutin, serta melatih kemampuan kognitif. Pasien juga sebaiknya membatasi konsumsi alkohol karena dapat memperburuk fungsi kognitif.[17,19,21]
Intervensi Lain yang Tidak Terbukti Bermanfaat
Berbagai suplemen, pola makan, dan obat diduga dapat memperlambat perburukan dementia, bahkan diduga berperan dalam pencegahan dementia. Meskipun beberapa pola makan gizi seimbang bermanfaat bagi kesehatan, bukti ilmiah yang ada belum cukup untuk mendukung suatu pola makan atau suplemen dapat menurunkan risiko dementia.
Beberapa suplemen atau pola makan tersebut, antara lain:
- Minyak ikan dengan kandungan asam lemak omega-3
- Pola makan yang rendah konsumsi daging merah dan tinggi konsumsi sayur dan buah
- Vitamin E, C, beta karoten, dan antioksidan, seperti selenium, dibuktikan tidak berdampak terhadap perubahan kognitif maupun insidensi dementia pada penelitian dengan masa follow up 7–10 tahun
- Vitamin B6, B12, dan folat juga terbukti tidak bermanfaat pada skor kognitif, sesuai hasil metaanalisis terhadap 11 randomized trials yang melibatkan 22.000 subjek[22–24]
Ginkgo Biloba
Ginkgo biloba terbukti tidak efektif untuk mengurangi gejala dementia dan tidak dapat memperlambat kemunduran kognitif. Hal ini ditemukan dari suatu penelitian multi-center, randomized, double-blind placebo-controlled mengenai pemakaian ginkgo biloba pada 3069 pasien usia di atas 75 tahun dengan median waktu follow up 6 tahun.[25,26]
Pada uji klinis lain yang melibatkan 2854 pasien usia 70 tahun ke atas dengan lama follow up 5 tahun, pemberian ginkgo biloba didapatkan tidak berhubungan dengan penurunan insidensi dementia.[27]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra