Edukasi dan Promosi Kesehatan Sindrom Guillain-Barré
Edukasi dan promosi kesehatan pada Guillain-Barre syndrome (GBS) atau sindrom Guillain-Barre melibatkan pencegahan sekunder. Tidak ada upaya pencegahan definitif yang bisa dilakukan.[3,9]
Edukasi Pasien
Pasien GBS dan keluarga mereka harus diberikan penjelasan tentang penyebab, dan perjalanan penyakit. GBS adalah kondisi yang dapat mempengaruhi kesejahteraan pasien dalam jangka panjang, baik fisik maupun psikososial.Program fisioterapi diperlukan, terutama pada kasus dengan kelemahan otot yang persisten, untuk memperkuat otot mereka dan memulihkan gerakan.[2,9]
Pasien dan keluarga perlu diberikan penjelasan bahwa GBS berpotensi mengancam jiwa, sehingga harus dirawat di rumah sakit yang memiliki fasilitas rawat intensif agar dapat dipantau secara ketat. Perawatan suportif meliputi pemantauan pernapasan, detak jantung, tekanan darah, maupun gejala infeksi.[2]
Belum ada terapi definitif/pasti untuk GBS. Perawatan dan pengobatan yang diberikan dapat membantu memperbaiki gejala GBS dan mempersingkat durasi penyakit. Mengingat sifat penyakit autoimun, fase akut GBS memerlukan imunoterapi, seperti pertukaran plasma (plasmapheresis) untuk menghilangkan antibodi dari darah, atau imunoglobulin intravena. Imunoterapi lebih bermanfaat jika diberikan 7‒14 hari (sebelum minggu ke-2) setelah onset gejala.[1,2,9]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
GBS merupakan penyakit autoimun dengan patofisiologi yang belum jelas, sehingga belum ada cara pencegahannya. Untuk mencegah progresivitas, komplikasi, dan kematian, pasien harus segera dirawat di rumah sakit untuk pengawasan ketat.[2,13]
Faktor pencetus GBS umumnya adalah riwayat infeksi 2‒4 minggu sebelumnya. Infeksi yang paling sering dilaporkan adalah bakteri Campylobacter jejuni penyebab gastroenteritis. Selain itu, dapat juga akibat terkena virus influenza, cytomegalovirus, dan Epstein Barr Virus.[4,11,13]
GBS pasca imunisasi masih dalam penelitian dan menjadi perdebatan. Peningkatan GBS dilaporkan di Amerika Serikat pada tahun 1976 setelah vaksinasi swine flu. Hubungan antara GBS dan vaksinasi influenza hingga saat ini masih belum jelas. Beberapa penelitian retrospektif lainnya tidak menunjukkan adanya peningkatan angka kejadian GBS setelah vaksinasi di negara lain. Namun, pada pasien dengan GBS tidak disarankan untuk melakukan vaksinasi influenza ini selama ≥1 tahun setelah onset sakit.[3,6,7]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini