Etiologi Hiperemesis Gravidarum
Etiologi hiperemesis gravidarum bersifat multifaktorial dan erat kaitannya dengan peningkatan kadar hormon yang berkaitan dengan kehamilan, seperti hCG, estrogen, dan progesteron.
Faktor lain yang dapat meningkatkan risiko terjadinya hiperemesis gravidarum meliputi hipertiroid, riwayat kehamilan mola, diabetes, penyakit gastrointestinal, serta asthma dan penyakit alergi lainnya. Pada beberapa studi, perempuan dengan kehamilan pertama, perempuan dengan riwayat intoleransi terhadap kontrasepsi oral, perempuan yang mengandung janin perempuan, dan perempuan dengan kehamilan multipel juga dilaporkan lebih rentan mengalami hiperemesis gravidarum.[1-3,10]
Faktor Risiko
Faktor risiko dari hiperemesis gravidarum adalah meningkatnya massa plasenta seperti yang tampak pada kehamilan molar atau multipel. Faktor risiko lain adalah riwayat hiperemesis gravidarum pada kehamilan sebelumnya, riwayat motion sickness atau mabuk perjalanan, riwayat migraine, riwayat keluarga emesis gravidarum, riwayat mual akibat kontrasepsi oral berbasis estrogen, kehamilan pertama kali, obesitas, stress, dan seropositif infeksi bakteri H. pylori.[1-3,8,9]
Hipertiroid, penyakit psikiatri, riwayat kehamilan molar (mola hidatidosa), diabetes pregestasional, dan asthma telah dilaporkan sebagai faktor risiko independen dari hiperemesis gravidarum. Kehamilan janin perempuan dan kehamilan kembar juga merupakan faktor yang memicu kondisi ini.[1-3]
Pada beberapa studi, wanita dari kelas sosioekonomi rendah dan wanita dengan tingkat pendidikan rendah juga dilaporkan lebih berisiko mengalami hiperemesis gravidarum.[1,10] Faktor yang diduga melindungi dari hiperemesis gravidarum adalah konsumsi multivitamin prenatal, terutama yang mengandung asam folat, sejak 6 minggu sebelum kehamilan.[1-3]
Penulisan pertama oleh: dr. Yelsi Khairani