Pendahuluan Inkompetensi Serviks
Inkompetensi serviks, atau juga dikenal sebagai insufisiensi serviks, didefinisikan sebagai keadaan di mana serviks atau leher rahim tidak mampu mempertahankan kehamilan hingga tahap akhir trimester ketiga. Kondisi ini dapat mengakibatkan keguguran atau kelahiran prematur.
Inkompetensi serviks sering diidentifikasi melalui evaluasi ultrasonografi atau pemeriksaan fisik yang menunjukkan penipisan dan pelebaran serviks tanpa adanya kontraksi rahim yang berkaitan dengan persalinan. Kondisi ini merupakan penyebab utama kejadian abortus habitualis yang sering dialami pada kehamilan trimester kedua selama kehamilan.
Serviks merupakan barrier mekanik yang memisahkan kehamilan dari flora bakteri pada vagina. Sebagian besar wanita dengan diagnosis inkompetensi serviks biasanya memiliki anatomi serviks yang normal. Dilatasi serviks pada midtrimester biasanya disebabkan oleh infeksi intrauterin yang asimptomatik, sehingga menyebabkan proses patologis pada barrier mekanik serviks yang berakhir pada kelahiran prematur spontan.[1,2]
Dalam pendekatan diagnosis inkompetensi serviks, evaluasi klinis dan ultrasonografi transvaginal menjadi kunci utama. Temuan utama yang mengarah pada inkompetensi serviks adalah adanya penipisan serviks dan pembukaan yang tidak wajar.
Setelah diagnosis ditegakkan, penatalaksanaan bertujuan untuk memperkuat serviks dan mempertahankan kehamilan. Metode penatalaksanaan termasuk sirklase serviks, pemberian progesteron, atau kombinasi dari kedua terapi tersebut.[3,4]
Penulisan pertama oleh: dr. Agnes Tjakrapawira