Epidemiologi Inkompetensi Serviks
Data epidemiologi memperkirakan angka kejadian inkompetensi serviks sebesar 0,5% dari seluruh populasi obstetri umum dan 8% pada wanita dengan riwayat keguguran sebelumnya pada pertengahan trimester.[5]
Global
Beberapa studi epidemiologi melaporkan bahwa inkompetensi serviks dapat terjadi pada 0,1–1 % kehamilan primigravida dan 8% pada wanita dengan riwayat abortus berulang.[1,2]
Secara global, inkompetensi serviks diperkirakan berkontribusi sebesar 0,5% dari seluruh populasi obstetri umum dan 8% pada wanita dengan riwayat keguguran sebelumnya pada pertengahan trimester.[5]
Indonesia
Angka kejadian inkompetensi serviks di Indonesia hingga saat ini belum diketahui.
Mortalitas
Mortalitas terkait dengan inkompetensi serviks umumnya disebabkan oleh komplikasi keguguran spontan atau persalinan prematur. Pasien yang mengalami kedua hal tersebut lebih rentan terhadap perdarahan hebat, infeksi, atau kehilangan janin. Persalinan prematur juga meningkatkan risiko komplikasi pada bayi yang lahir, seperti gangguan pernapasan, infeksi, dan masalah perkembangan.
Selain tingkat mortalitas yang meningkat, inkompetensi serviks juga dapat menyebabkan morbiditas yang signifikan. Morbiditas terkait dengan kondisi ini meliputi risiko infeksi saluran reproduksi, seperti endometritis. Inkompetensi serviks juga dapat meningkatkan risiko komplikasi kehamilan berikutnya, termasuk inkompetensi serviks berulang atau keguguran berulang.[1-3,5]
Penulisan pertama oleh: dr. Agnes Tjakrapawira