Pendahuluan Kista Ovarium
Kista ovarium adalah kantung berisi cairan yang berkembang di ovarium. Kista ovarium umumnya jinak dan bersifat fungsional. Kista ovarium fungsional dapat mengalami regresi spontan. Meski demikian, kista ovarium juga bisa bersifat patologis, misalnya akibat teratoma atau endometrioma.
Kista ovarium ada yang sederhana dan ada juga yang kompleks. Kista sederhana terdiri dari satu kantung yang berisi cairan. Di sisi lain, kista kompleks dapat terdiri dari beberapa kantung, atau tidak hanya berisi cairan tetapi juga material yang solid.[1,2]
Kista ovarium diklasifikasikan menjadi 2 jenis, yakni fungsional dan neoplastik. Kista ovarium fungsional terdiri dari kista folikuler dan kista luteal. Kista ovarium patologis dapat bersifat jinak atau ganas. Jenis kista ovarium patologis antara lain adenoma (kistadenoma), teratoma (kista dermoid), dan endometrioma. Kista ovarium fungsional atau kista ovarium patologis yang jinak sering ditemukan pada perempuan usia muda, sedangkan kista ovarium yang bersifat ganas cenderung lebih sering ditemukan pada perempuan pasca menopause.[1,3]
Kista ovarium pada umumnya asimtomatik dan biasanya ditemukan secara kebetulan saat pemeriksaan USG ginekologis. Mayoritas kista ovarium juga dapat hilang atau sembuh dengan sendirinya. Namun, jika kista ovarium memiliki ukuran yang besar, persisten, dan simtomatik, keberadaannya harus diwaspadai.[1,4]
Pemeriksaan lanjutan perlu dilakukan untuk mengetahui jenis kista dan adanya komplikasi. Komplikasi yang perlu diwaspadai adalah ruptur kista dan torsio ovarium.[1-3]
Pasien dengan kista ovarium yang mengeluhkan nyeri dapat diberikan analgesik berupa obat antiinflamasi nonsteroid seperti diklofenak dan ibuprofen. Pada kondisi dimana kista ovarium dicurigai bersifat neoplastik atau telah terjadi komplikasi ruptur atau torsio, maka terapi pilihan adalah pembedahan. Pembedahan dapat berupa ooforektomi hingga histerektomi.[1,5]
Penulisan pertama oleh: dr. Yelsi Khairani