Epidemiologi Kista Ovarium
Epidemiologi kista ovarium tidak begitu jelas karena kebanyakan kasus asimtomatik, kurangnya pelaporan, dan tingginya angka resolusi spontan. Di Amerika Serikat, insidensi kista ovarium diperkirakan sebesar 18% pada perempuan pasca menopause.[4]
Global
Di seluruh dunia dilaporkan bahwa 7% dari perempuan mengalami kista ovarium di sebagian masa kehidupannya. Di Eropa, sebuah uji skrining skala besar melaporkan insidensi 21,2% kasus kista ovarium pada perempuan pascamenopause yang sehat.[6]
Di Amerika Serikat, insidensi kista ovarium diperkirakan sebesar 18% pada perempuan pasca menopause. Kebanyakan kasus adalah kista ovarium jinak. Insidensi kista ovarium ganas adalah sekitar 15 kasus per 100.000 perempuan per tahun.[4]
Indonesia
Belum ada data pasti mengenai angka kejadian kista ovarium di Indonesia. Meski demikian, data lokal di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar mengindikasikan tren yang sama dengan data epidemiologi global. Dalam sebuah studi retrospektif, dilaporkan terdapat 102 penderita kista ovarium di periode 1 Januari sampai 30 Juni 2018. Kejadian kista ovarium tertinggi dilaporkan pada kelompok usia 40–47 tahun (23,52%).[7]
Mortalitas
Mayoritas kasus kista ovarium bersifat jinak dan asimtomatik. Dalam beberapa kasus, kista ovarium dapat mengalami komplikasi yang berat seperti ruptur, perdarahan, dan torsio ovarium. Meski demikian, komplikasi yang timbul dari kista ovarium tidak otomatis mengancam keselamatan jiwa.
Mortalitas dilaporkan berkaitan dengan kista ovarium yang ganas. Di Amerika Serikat, diagnosis karsinoma ovarium ditegakkan pada lebih dari 21.000 wanita tiap tahunnya dan diperkirakan menyebabkan 14.600 kematian. Secara histopatologi, mayoritas kista ovarium ganas yang dijumpai adalah kista adenokarsinoma ovarium epitelial.[4,8,9]
Penulisan pertama oleh: dr. Yelsi Khairani