Pendahuluan Teratoma Ovarium
Teratoma ovarium adalah tumor pada ovarium atau area sakrokoksigius yang umumnya bersifat jinak. Teratoma adalah tumor sel germinal yang paling umum di ovarium dan menyumbang sekitar 20% dari semua neoplasma ovarium. Secara patologis, tumor ini mencakup berbagai macam asal sel germinal, membuat tumor bersifat pluripoten.[1]
Teratoma ovarium diklasifikasikan menjadi teratoma imatur, matur (kistik dan solid), dan monodermal atau highly specialized teratoma (struma ovarii, tumor karsinoid). Hingga saat ini, penyebab dan faktor risiko pasti dari teratoma ovarium belum diketahui. Wanita Asia dan Afrika-Amerika telah dilaporkan lebih sering mengalami penyakit ini dan memiliki prognosis lebih buruk.[1]
Diagnosis teratoma ovarium dapat ditegakkan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang menggunakan penanda tumor, pemeriksaan radiologi, dan analisis histopatologi. Teratoma ovarium sering ditemukan secara tidak sengaja saat pasien menjalani pemeriksaan selama kehamilan.[1-3]
Tata laksana teratoma ovarium bergantung pada ukuran, jenis, dan derajat tumor. Tata laksana dapat berupa tindakan operatif dan kemoterapi neoadjuvan.[2,3]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini