Prognosis Blefaritis
Prognosis blefaritis umumnya bersifat kronis dan tergantung pada keberhasilan pemeliharaan kebersihan kelopak mata. Meskipun langkah-langkah perawatan dapat meringankan gejala dan meningkatkan kenyamanan, blefaritis sering memerlukan manajemen jangka panjang. Potensi komplikasi mencakup perubahan struktural pada kelopak mata seperti telangiektasia, dan penurunan kualitas hidrasi film air mata.[1,2,5]
Komplikasi
Pasien dengan blefaritis dapat mengalami komplikasi kornea dan memiliki lesi kornea yang berpotensi menyebabkan kebutaan.[5]
Dry Eye
Blefaritis dapat mengganggu keseimbangan air mata dan menyebabkan pengeringan permukaan mata, yang dapat menyebabkan dry eye syndrome. Kelenjar air mata bisa tidak berfungsi sebagaimana mestinya, dan film air mata yang tidak stabil dapat memicu gejala mata kering seperti iritasi, gatal, dan rasa terbakar.[1,2,5,8,12]
Konjungtivitis
Inflamasi pada kelopak mata dapat menyebar ke konjungtiva, menyebabkan konjungtivitis.[1,2,5,8,12]
Telangiektasia
Inflamasi kronis pada tepi kelopak mata dapat menyebabkan telangiektasia di permukaan kulit kelopak mata, menimbulkan bintik-bintik merah atau ungu.[1,2,5,8,12]
Ulserasi Kornea
Ulserasi kornea dapat terjadi ketika inflamasi kelopak mata menyebabkan ketidakstabilan permukaan mata atau pembentukan keratopati neurotropik.[1,2,5,8,12]
Prognosis
Secara umum, prognosis untuk pasien dengan blefaritis dikategorikan sebagai baik hingga sangat baik. Blefaritis dapat menyebabkan morbiditas yang signifikan pada sebagian kecil pasien. Bagi sebagian besar pasien, blefaritis lebih bersifat sebagai keluhan simtomatik daripada ancaman serius terhadap kesehatan dan fungsi mata.
Meski demikian, pasien dengan blefaritis kronis dapat mengalami ketidaknyamanan dan hendaya signifikan, yang dapat mempengaruhi kesejahteraan dan kemampuan untuk menjalankan aktivitas harian. Pasien dengan blefaritis kronis akan mengalami periode eksaserbasi dan remisi berulang. Pada kasus yang parah, blefaritis dapat menyebabkan perubahan permanen pada kelopak mata, kehilangan penglihatan akibat keratopati, neovaskularisasi kornea, dan juga ulserasi.[4,8,12]
Penulisan pertama oleh: dr. Josephine Darmawan