Diagnosis Dakrioadenitis
Diagnosis dakrioadenitis atau dacryoadenitis ditegakkan berdasarkan adanya keluhan bengkak dan nyeri pada bagian lateral palpebra superior. Pemeriksaan fisik menunjukkan eritema, nyeri tekan, serta pembengkakan kelenjar air mata pada orbita bagian superotemporal. Diagnosis biasanya tidak membutuhkan pemeriksaan penunjang kecuali pada kasus dakrioadenitis kronis atau kasus komplikasi.[1-4]
Anamnesis
Pasien dakrioadenitis akut biasanya datang dengan keluhan nyeri yang cukup berat, kemerahan, dan pembengkakan kelopak mata atas. Keluhan biasanya terjadi unilateral. Pada beberapa kasus, dapat terjadi pembengkakan kelenjar getah bening preaurikular, demam, dan malaise.[1-3]
Pasien dakrioadenitis kronis biasanya datang dengan keluhan pembengkakan kelopak mata berbentuk huruf “S” yang biasanya terjadi bilateral. Nyeri bisa bersifat ringan atau berat. Pada dakrioadenitis kronis, terdapat penyakit sistemik seperti lupus eritematosus sistemik, Sjogren syndrome, sarkoidosis, dan Crohn’s disease.[1-3]
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik biasanya menemukan eritema dan nyeri tekan pada orbita bagian superotemporal dengan pembesaran kelenjar air mata. Pembesaran membuat bagian lateral kelopak mata terjatuh membentuk huruf “S”.[1,3,4]
Pada kasus infeksi, dokter dapat menemukan sekret supuratif dari duktus lakrimal, kemosis konjungtiva, proptosis, dan keterbatasan gerak bola mata. Pada pemeriksaan ekstra orbita, dokter mungkin menemukan pembengkakan kelenjar limfa preaurikular dan servikal.[1,3,4]
Diagnosis Banding
Diagnosis banding dakrioadenitis adalah penyakit dengan keluhan mata merah seperti keratokonjungtivitis sika dan selulitis orbita, atau penyakit dengan keluhan benjolan pada kelopak mata seperti hordeolum dan tumor kelenjar lakrimal.
Keratokonjungtivitis Sika
Keratokonjungtivitis sika atau dry eye syndrome merupakan penyakit pada permukaan okular yang menyebabkan ketidaknyamanan, gangguan penglihatan, dan instabilitas film air mata. Keluhan yang sering adalah sensasi benda asing, hiperemia, iritasi okular, fotofobia, dan mata merah.[4]
Selulitis Orbital
Selulitis orbital dipikirkan bila ada infeksi yang menyebabkan pembengkakan periorbital, eritema, dan nyeri. Pada keadaan ini, pasien memiliki riwayat penyakit penyerta seperti sinusitis atau infeksi saluran pernapasan atas. Proptosis dan oftalmoplegia merupakan tanda kardinal dari selulitis orbital.[3,4]
Hordeolum
Hordeolum merupakan infeksi bakteri lokal pada bagian kelopak mata akibat stasis atau sumbatan kelenjar sekresi Zeis, Moll, atau Meibom. Hordeolum bisa didiagnosis secara klinis, yaitu dengan adanya bengkak, kemerahan, dan nyeri pada salah satu kelopak mata. Pemeriksaan menunjukkan nodul eritematosa yang nyeri.[6,7]
Tumor Kelenjar Lakrimal
Tumor kelenjar lakrimal dapat berupa lesi inflamasi ataupun neoplastik. Tumor kelenjar lakrimal umumnya terjadi pada usia dekade ke-3. Pasien biasanya tidak mengeluhkan nyeri pada tumor tetapi merasakan rasa “penuh” pada kelopak mata bagian temporal. Selain itu, pasien juga dapat mengeluhkan proptosis dan diplopia.[4]
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis dakrioadenitis akut biasanya tidak memerlukan pemeriksaan penunjang karena mayoritas disebabkan oleh virus dan dapat sembuh secara spontan. Namun, pada kasus yang tidak kunjung sembuh atau kasus dakrioadenitis kronis, evaluasi lebih lanjut dengan pemeriksaan laboratorium, pencitraan, atau biopsi mungkin diperlukan.[1]
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium pada dakrioadenitis akut yang tidak responsif terhadap terapi adalah kultur sekret kelenjar air mata untuk mengetahui resistensi dan sensitivitas antibiotik yang tepat untuk terapi.[1]
Pada dakrioadenitis kronis, dokter dapat mencari penyakit autoimun yang mungkin menjadi penyebab, misalnya dengan pemeriksaan darah lengkap, antibodi antinuklear (ANA) untuk lupus eritematosus sistemik, dan antibodi antineutrofil sitoplasmik (ANCA) untuk granulomatosis.[1]
Pencitraan
Pencitraan dengan CT atau MRI orbita yang menggunakan kontras dapat bermanfaat. Pada dakrioadenitis akut, dokter dapat melihat pembesaran kelenjar lakrimal secara difus yang berbentuk lonjong dan melihat adanya enhancement.[4,2]
Pada dakrioadenitis kronis, enhancement tidak terlihat. Perubahan kelenjar biasanya terjadi secara bilateral. Tidak tampak perubahan pada tulang orbita. Bila ada perubahan pada tulang orbita, dokter patut mencurigai tumor kelenjar lakrimal.[4,2]
Biopsi
Biopsi tidak diindikasikan untuk mendiagnosis dakrioadenitis akut. Pada dakrioadenitis kronis, biopsi mungkin dipertimbangkan. Pada pasien sarkoidosis, hasil biopsi mungkin menunjukkan infiltrasi limfosit, tuberkel granulomatosa nonkaseosa, dan jaringan fibrosa. Pada Sjogren syndrome, ada infiltrasi limfosit dan sel plasma.[4]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur