Pendahuluan Degenerasi Makula
Degenerasi makula adalah proses degenerasi pada makula retina yang dapat menimbulkan gangguan penglihatan sentral. Penyakit ini sering disebut juga age-related macular degeneration (AMRD) karena umumnya terjadi di usia lanjut >60 tahun.
Berdasarkan gambaran klinisnya, degenerasi makula dapat dibagi menjadi tipe non-eksudatif atau juga disebut dry AMRD, dan tipe eksudatif atau juga disebut wet AMRD. Pada degenerasi makula tahap lanjut dapat ditemukan kelainan berupa hilangnya atau atrofi lapisan epitel pigmen retina , neovaskularisasi, darah atau cairan serosa yang mengumpul di subretina, dan fibrosis subretina.[1]
Degenerasi makula lebih banyak ditemukan pada orang Eropa. Faktor risiko lingkungan, nutrisi, dan penuaan juga berperan dalam meningkatkan kejadian degenerasi makula.
Salah satu faktor risiko yang berkaitan erat dengan degenerasi makula adalah merokok. Gejala degenerasi makula adalah penurunan tajam penglihatan terutama penglihatan sentral, scotoma, metamorfopsia, penurunan sensitivitas kontras, dan gangguan adaptasi penglihatan pada ruangan yang berbeda tingkat pencahayaannya.[1]
Diagnosis generasi makula dapat dilakukan berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan menggunakan Amsler grid, pemeriksaan slit-lamp biomikroskopi fundus, pemeriksaan penunjang seperti fotografi fundus, fundus fluorescein angiography (FFA) dan optical coherence tomography (OCT).
Penatalaksanaan meliputi observasi pada degenerasi makula tahap awal. Degenerasi makula non-eksudatif intermediate dan tahap lanjut diberikan terapi berupa suplemen antioksidan dan mineral. Sedangkan degenerasi makula eksudatif diterapi menggunakan injeksi anti-vascular endothelial growth factor (VEGF) intravitreal, terapi fotodinamik, dan fotokoagulasi menggunakan laser termal.[2-4]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri