Penatalaksanaan Glaukoma
Tujuan penatalaksanaan glaukoma adalah untuk menurunkan tekanan intraokular agar kerusakan saraf optik tidak berkembang. Pada pasien dengan glaukoma sudut terbuka, penatalaksanaan dapat dilakukan dengan obat topikal seperti latanoprost atau timolol, terapi laser, maupun pembedahan.[15,17]
Terapi Emergensi pada Kondisi Glaukoma Sudut Tertutup Akut
Glaukoma sudut tertutup pada kondisi akut harus ditangani segera dengan pemberian acetazolamide 500 mg oral atau intravena. Obat-obatan topikal seperti disebutkan di atas juga dapat diberikan.
Posisikan pasien dalam keadaan berbaring untuk membantu meringankan blok pupil. Dokter juga dapat memberikan analgetik dan antiemetik sebagai terapi suportif.
Setelah kira-kira 1 jam, penurunan tekanan intraokular akan meningkatkan suplai darah ke iris dan membuatnya lebih responsif terhadap pilocarpine. Pilocarpine 2% atau 4% diberikan dalam dua dosis, dengan jarak 15 menit. Jika tekanan intraokular tetap tinggi setelah pemberian pilocarpine dosis kedua, pemberian agen hiperosmotik seperti manitol dapat dipertimbangkan. Pasien-pasien dengan kondisi kardiovaskular dan gangguan ginjal memerlukan perhatian khusus sebelum pemberian agen hipersomotik, karena efek sampingnya dapat mengancam jiwa.[20]
Terapi Topikal
Terapi awal yang biasa digunakan pada glaukoma adalah analog prostaglandin seperti latanoprost. Obat golongan ini biasanya diberikan sekali sehari di malam hari. Analog prostaglandin meningkatkan aliran keluar uveoskleral dan trabekular, sehingga menurunkan tekanan intraokular. Potensi efek samping mencakup hiperemia konjungtiva, peningkatan pertumbuhan bulu mata, pengurangan lemak periorbital, dan peningkatan pigmentasi iris dan kulit periokular.
Pilihan terapi lainnya adalah beta bloker seperti timolol. Obat golongan ini biasanya diberikan 1-2 kali sehari. Beta bloker bekerja dengan mengurangi produksi aqueous humor. Efek samping lokal utama beta bloker tetes mata adalah mata kering.
Alternatif lainnya adalah golongan alfa adrenergik agonis seperti brimonidine, parasimpatomimetik seperti pilocarpine, dan inhibitor karbonik anhidrase seperti brinzolamide. Contoh dan dosis obat selengkapnya dapat disimak pada Tabel 1.[11,19]
Tabel 1. Pilihan Terapi Topikal pada Glaukoma
Golongan Kelas | Contoh | Dosis | Mekanisme |
Analog prostaglandin | Bimatoprost Latanoprost Latanoprostene Tafluprost Travoprost
| 1 kali sehari malam hari | Meningkatkan aliran pembuangan uveoskleral |
Beta bloker | Carteolol Levobunolol Metipranolol Timolol Betaxolol
| 1 kali sehari pagi hari atau 2 kali sehari | Menurunkan produksi aqueous humor |
Alfa adrenergik agonis | Apraclonidine Brimonidine | 3 kali sehari | Menurunkan produksi aqueous humor; menurunkan tekanan vena episkleral atau meningkatkan aliran uveoskleral |
Parasimpatomimetik | Pilocarpine Echothiophate
| 4 kali sehari | Meningkatkan aliran pembuangan trabekular |
Rho kinase inhibitor | Ripasudil Netarsudil | Ripasudil 2 kali sehari; Netarsudil 1 kali sehari | Meningkatkan aliran pembuangan trabekular; menurunkan tekanan vena episkleral; dan menurunkan produksi aqueous humor |
Inhibitor karbonik anhidrase | Brinzolamide Dorzolamide |
3 kali sehari | Menurunkan produksi aqueous humor |
Sumber: dr. Michael, Alomedika, 2022.[11,19]
Untuk kasus glaukoma, disarankan penggunaan kombinasi obat dari kelas yang berbeda, tetapi harus mempertimbangkan profil efek samping dan mekanisme kerja. Setelah meneteskan obat, mata harus tetap tertutup selama beberapa menit dan kantung konjungtiva bawah jangan disentuh. Hal ini diharapkan akan mengurangi aliran keluar obat melalui saluran air mata dan resorpsi melalui mukosa hidung sehingga mengurangi kemungkinan efek samping sistemik.[17]
Terapi Laser
Terapi laser dipertimbangkan sebagai tindakan tambahan jika obat topikal tidak cukup menurunkan tekanan intraokular. Perlu diketahui bahwa terapi laser hanya menghasilkan penurunan tekanan intraokular derajat moderat. Terapi laser dapat berupa trabekuloplasti ataupun iridotomi. Potensi komplikasi tindakan ini mencakup pengurangan tekanan yang tidak memadai atau berlebihan, peradangan, dan deformitas pupil.[17]
Terapi Bedah
Pembedahan patut dipertimbangkan jika terapi non-bedah tidak cukup untuk menurunkan tekanan intraokular atau menyebabkan efek samping yang tidak dapat ditoleransi. Penempatan stent pada kanal Schlemm merupakan salah satu jenis tindakan pembedahan minimal invasif yang bertujuan untuk menurunkan resistensi aliran keluar melalui trabecular meshwork.
Operasi glaukoma minimal invasif memiliki efek samping yang lebih sedikit tetapi juga menurunkan tekanan intraokular dengan jumlah yang lebih rendah. Pilihan terapi pembedahan lainnya adalah trabekulektomi, deep sclerotomy, dan kanaloplasti.
Pada glaukoma sudut tertutup akut, pembedahan umumnya diperlukan. Pembedahan dapat berupa iridotomi, iridektomi, ataupun lentektomi. Pembedahan pada glaukoma sudut tertutup akut dilakukan pada mata yang terkena dahulu, kemudian harus dilakukan pada mata sebelahnya karena risiko terkena mencapai 51%.[17]
Penulisan pertama oleh: dr. Intan Ekarulita