Pendahuluan Oklusi Vena Retina Sentral
Oklusi vena retina sentral atau central retinal vein occlusion (CRVO) adalah trombosis pada vena retina sentral mata bagian retrolaminar atau posterior lamina kribrosa. Kondisi ini menyebabkan gangguan aliran darah dan defek pada seluruh struktur retina. Oklusi vena retina sentral merupakan bagian dari oklusi vena retina (retinal vein occlusion/RVO), yang merupakan penyakit vaskular retina kedua tersering setelah retinopati diabetik.[1,2]
Oklusi vena retina secara klinis dibagi menjadi oklusi vena retina sentral, branch retinal vein occlusion (BRVO), dan hemi-retinal vein occlusion (hemi-RVO). BRVO adalah oklusi vena pada persilangan arteri-vena retina (AV crossing) dan klinisnya hanya melibatkan area fundus sesuai vena yang oklusi. Di sisi lain, hemi-RVO melibatkan retina bagian superior atau inferior, perdarahannya berada di kuadran nasal dan temporal hemisfer yang terkena.[1,3,4]
Karakteristik oklusi vena retina sentral adalah kehilangan penglihatan mendadak tanpa nyeri, dengan visus bervariasi antara 20/20 sampai dengan gerakan tangan (1/300). Akan tetapi, pada kasus yang jarang, keluhan buram atau gangguan penglihatan dapat muncul secara transien.[1]
Oklusi vena retina sentral dibagi menjadi iskemik dan noniskemik. Keduanya dibedakan berdasarkan ketajaman visus, adanya relative afferent pupillary defect (RAPD), kelainan lapang pandang, serta gambaran pembuluh darah retina dan retina. Perbedaan keduanya ditegakkan dengan pemeriksaan fluorescein angiography (FA) atau optical coherence tomography angiography (OCTA).[1,5]
Tidak semua kondisi oklusi vena retina sentral memerlukan tata laksana medikamentosa. Oklusi vena retina sentral noniskemik dengan visus di atas 6/12 tanpa komplikasi hanya memerlukan observasi, karena terdapat kemungkinan terjadi perbaikan klinis tanpa komplikasi. Pasien disarankan untuk melakukan follow up untuk evaluasi klinis, seperti adanya neovaskularisasi, konversi menjadi kasus iskemik, dan edema makula.[1,3,4,6]
Pada oklusi vena retina sentral, klinis yang mengancam penglihatan adalah edema makula dan neovaskularisasi. Untuk kasus dengan edema makula atau tipe iskemik, pilihan tata laksana utama adalah anti-vascular endothelial growth factor (anti-VEGF) yang diberikan secara intravitreal.
Tindakan panretinal photocoagulation (PRP) dipilih pada kasus dengan neovaskularisasi, yang dikombinasikan dengan anti-VEGF. Pars plana vitrectomy dapat dilakukan dengan pertimbangan tertentu, seperti kasus dengan komplikasi perdarahan vitreus.[1,4,6]