Etiologi Glioblastoma
Etiologi glioblastoma belum banyak diketahui. Satu-satunya faktor risiko yang telah terkonfirmasi berhubungan dengan glioblastoma adalah paparan radiasi ion dosis tinggi. Terdapat 2,5% risiko terjadinya glioblastoma pasca radioterapi.[1,3]
Etiologi
Studi mengenai efek radiasi ion pada populasi Jepang pasca bom atom Nagasaki dan Hiroshima menunjukkan peningkatan insidensi semua jenis tumor otak, termasuk glioma. Dilaporkan juga, radiasi dosis rendah untuk terapi tinea kapitis dan hemangioma pada anak-anak merupakan risiko relatif untuk glioma.[1,3]
Tidak ada bukti bahwa pemeriksaan radiologi diagnostik berisiko menimbulkan glioblastoma. Pasien yang mendapat terapi acute lymphocytic leukemia (ALL) lebih rentan menderita glioblastoma. Hal tersebut kemungkinan merupakan komplikasi leukemia atau efek samping agen kemoterapi.[1,3]
Faktor Risiko
Tidak ditemukan hubungan antara glioblastoma dan faktor lingkungan, seperti merokok, diet, ponsel atau lapang elektromagnetik, cedera kepala berat, dan paparan pestisida.[1,3]
Glioma dapat bersifat familial, tetapi belum ditemukan gen yang berperan dalam hal tersebut. Predisposisi genetik hanya ditemukan pada 5–10% kasus. Namun, beberapa kelainan genetik langka, seperti neurofibromatosis tipe 1, neurofibromatosis tipe 2, dan tuberous sclerosis dihubungkan dengan peningkatan insidensi glioblastoma.[1,3]